News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Filipina Larang ART Kerja di Kuwait, Imbas Kasus Pembunuhan Sadis, Mayat Dibuang di Gurun

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bendera Kuwait - Pemerintah Filipina melarang ART dari Filipina yang akan bekerja ke Kuwait, setelah adanya kasus pembunuhan sadis.

TRIBUNNEWS.COM - Filipina melarang semua asisten rumah tangga (ART) bekerja di Kuwait untuk sementara waktu.

Hal ini dilatarbelakangi oleh pembunuhan mengerikan terhadap seorang ART asal Filipina yang bekerja di Kuwait.

“Untuk memperkuat perlindungan hak-hak (Pekerja Filipina Luar Negeri) di Kuwait, khususnya pekerja yang paling rentan terhadap pelecehan dan eksploitasi, tindakan atas permohonan pekerja rumah tangga yang pertama kali disewa agen yang terikat ke Kuwait untuk sementara ditangguhkan efektif segera,” kata Departemen Pekerja Migran dalam sebuah pernyataan, Rabu (8/2/2023).

Larangan itu tidak termasuk pekerja yang telah bekerja di negara itu selama bertahun-tahun, menurut Sekretaris Pekerja Migran Susan Ople.

Aturan ini berlaku bagi ART yang akan bekerja ke Kuwait, dikutip dari Al Arabiya.

Baca juga: 4 Warga Jepang Otak Pelaku Perampokan yang Ditahan di Filipina Besok akan Dideportasi

Kasus Pembunuhan ART di Filipina

ART asal Filipina, Jullebee Ranara (34) meninggal dunia ketika bekerja di Kuwait.

Ia ditemukan terbakar dengan tengkoraknya hancur di tengah gurun Kuwait pada 21 Januari 2023.

Hasil autopsi mengungkap Jullebee meninggal dunia dalam keadaan hamil.

Ia dilaporkan mengatakan kepada keluarganya, dia takut pada anak laki-laki majikannya yang berusia 17 tahun.

Pria muda itu ditangkap atas tuduhan pemerkosaan dan pembunuhan, kata pihak berwenang saat itu.

Ilustrasi mayat (Net)

Baca juga: Polisi Jepang Akan Serahkan Perintah Penangkapan Luffy Yakuza di Filipina

Larangan Bersifat Sementara

Larangan yang bersifat sementara ini bertujuan untuk memastikan mekanisme pemantauan dan pelaporan yang tepat diperkuat.

Pemerintah Filipina juga berharap sistem tanggapan yang lebih efisien dapat dibangun di Kuwait, terutama dalam kasus kesejahteraan OFW.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini