TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, menyatakan secara tegas dirinya akan melindungi kedaulatan negaranya dari Republik Rakyat China (RRC).
Meski begitu, Biden menyatakan, tetap membuka pintu kerja sama dengan China.
Dikutip dari CNN, Biden menegaskan, pihaknya akan mengambil tindakan jika keamanan nasional AS diancam China.
Hal tersebut, disampaikan oleh Presiden Biden dalam pidato tahunan di hadapan parlemen, Selasa (8/2/2023), Selasa (7/2/2023) waktu setempat.
"Saya berkomitmen bekerja dengan China yang dapat memajukan kepentingan Amerika dan menguntungkan dunia."
"Tetapi jangan salah, sebagaimana yang kami tegaskan pekan lalu, jika China mengancam kedaulatan kami, kami akan bertindak untuk melindungi negara kita," kata Presiden AS Joe Biden, Selasa malam (7/2) waktu setempat.
Baca juga: China Tolak Panggilan Menhan AS Lloyd Austin atas Insiden Balon Mata-mata yang Ditembak Jatuh
Diketahui, AS kembali bersitegang dengan China setelah militer AS pada Sabtu (4/2/2023) menembak benda yang diyakini sebagai balon mata-mata China jelang Pemilu 2024.
Pesawat tempur Amerika Serikat (AS) menembak jatuh balon mata-mata China di atas Samudra Atlantik.
Balon mata-mata itu, dilaporkan terbang melewati wilayah di AS.
Hubungan diplomatik antara kedua negara pun semakin retak begitu insiden ini terjadi.
Dikutip dari The Guardian, China mengatakan balon diterbangkan untuk tujuan meteorologi, tetapi Washington bersikeras telah dimata-matai.
"Pada Rabu, ketika saya diberi pengarahan tentang balon itu, saya memerintahkan Pentagon untuk menembak jatuh saat itu juga, tanpa menyebabkan kerusakan di darat."
"Mereka memutuskan bahwa waktu terbaik untuk melakukannya adalah di atas air dalam batas 12 mil kami," ucap Presiden AS kepada wartawan.
"Mereka berhasil menjatuhkannya dan saya hendak memuji penerbang kami," imbuh Biden.
Baca juga: Jubir Kemenlu Rusia: Reaksi Amerika Serikat Soal Balon China Terlihat Seperti Histeris
Sementara itu, China menuduh Amerika Serikat terlalu bereaksi berlebihan dan secara serius melanggar praktik internasional.
"China mengungkapkan ketidakpuasan dan protes keras terhadap penggunaan kekuatan oleh Amerika Serikat untuk menyerang pesawat sipil tak berawak," kata Kementerian Luar Negeri Beijing dalam sebuah pernyataan.
Pernyataan China juga menyebut, pihaknya berhak melakukan tanggapan lebih lanjut terkait hal tersebut.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Andari Wulan Nugrahani)