TRIBUNNEWS.COM - Kyiv mengatakan Rusia mengerahkan 71 rudal jelajah dalam serangan udara besar-besaran di Ukraina.
Ada 61 rudal yang berhasil dicegat oleh Ukraina.
Dilansir Al Jazeera, Staf Umum Ukraina menuturkan rudal jelajah itu diluncurkan dari kapal dan pesawat Rusia.
Selain itu, menurut perhitungan awal, Rusia telah menembakkan 29 rudal dari sistem S-300, yang sebenarnya ditujukan untuk pertahanan udara, ke sasaran darat di Ukraina.
Angka-angka tersebut, tidak dapat diverifikasi secara independen.
Kyiv menambahkan bahwa sasaran serangan Rusia adalah infrastruktur.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-353: Serangan Rudal Skala Besar Rusia Hantam Kyiv
Zelenskyy mengatakan serangan rudal baru Rusia 'menantang NATO'
Sementara itu, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky menyebut rentetan baru rudal dan drone Rusia sebagai “tantangan bagi NATO”.
Zelensky mengatakan, beberapa rudal Rusia melintasi wilayah udara bekas republik Soviet Moldova dan anggota NATO Rumania dalam perjalanan ke negaranya.
Bucharest membantah overflight tersebut.
"Ini teror yang bisa dan harus dihentikan," kata Zelensky dalam sebuah pernyataan.
Moldova akui ada rudal memasuki wilayahnya
Baca juga: Pasukan Rusia Serang Kota Zaporizhzhia Ukraina Pakai 35 Rudal era Soviet
Dikutip Guardian, Moldova membenarkan setidaknya satu rudal telah meluap wilayah udaranya dan memanggil duta besar Rusia atas insiden tersebut.
Ini bukan pertama kalinya Rusia mengirim misilnya ke Moldova.
Reaksi Rumania soal rudal Rusia
Kementerian Luar Ngeri Rumania dengan tegas membantah adanya serangan yang terjadi.
Dikatakan, rudal jelajah Rusia datang dalam jarak 35 km (22 mil) dari perbatasan timur laut negara itu tetapi tidak melanggar wilayahnya.
"Dua pesawat MiG-21 dalam penerbangan pelatihan dialihkan untuk memantau daerah tersebut," papar Kementerian.
Baca juga: Selama Invasi di Ukraina, Jelang Setahun Invasi 1.500 Tank Rusia Dilaporkan Hancur
Swiss menolak permintaan Spanyol untuk mengekspor kembali senjata
Swiss telah menolak permintaan dari Madrid untuk mengizinkan Spanyol mengekspor kembali senjata anti-pesawat buatan Swiss ke Ukraina.
"Permintaan Spanyol untuk pengabaian kewajiban non-ekspor diperiksa dengan kriteria yang sama seperti ekspor bahan perang dari Swiss," kata pemerintah.
“Oleh karena itu, permintaan itu dijawab dengan negatif.”
Undang-undang Bahan Perang Swiss tidak mengizinkan ekspor bahan perang jika negara tujuan terlibat dalam konflik bersenjata internal atau internasional.
Namun, pengiriman senjata ke Ukraina menjadi topik sensitif di Swiss karena penduduknya mendukung pencabutan ketentuan tersebut.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)