TRIBUNNEWS.COM – Seorang mahasiswa Universitas Kahramanmaras Sutcu Imam, di Turki, Badruszaman Kallabe memberikan kesaksiannya mengenai detik-detik terjadinya gempa dahsyat di Turki beberapa waktu lalu.
Diungkapkan Badruz saat terjadinya gempa, ia baru saja bangun dari tidurnya.
Belum sepenuhnya sadar, Badruz kemudian merasakan ada guncangan yang kuat.
Saat itu juga dinding di kamarnya seketika runtuh
Saat akan menyelamatkan diri, pintu kamar kediaman Badruz justru terkunci.
“Guncangan yang pertama pelan, nggak lama itu kuat, nah itu yang menyebabkan dinidng-dinding di kamar saya itu runtuh,”
“Begitu mau keluar semua pintu terkunci dan posisinya di rumah saya itu semuanya sudah mati lampu,” ujar Badruz dikutip dari kanal YouTube KompasTV, Minggu (11/2/2023).
Baca juga: Remaja 17 Tahun Bertahan 94 Jam di Tengah Reruntuhan Puing, Peluk Tim Evakuasi Usai Diselamatkan
Keadaan gelap tersebut membuat Badruz semakin merasa kesulitan utnuk mencari kunci pintunya tersebut.
Alhasil, Badruz memiliki inisiatif untuk berlindung di bawah meja.
“Jadi buat nyari kunci itu susah,”
“Akhirnya saya ambil keputusan buat berlindung di bawah meja,” ujarnya.
Usai gempa mereda, Badruz kemudian berusaha untuk menyelamatkan dirinya.
Berhasil mendapatkan kunci, Badruz dibuat kaget karena melihat sekelilingnya sudah rata dengan tanah.
“Setelah gempa selesai saya berusaha buat keluar dari apartement saya, terus (melihat) semua gedung-gedung yang ada di depan apartemen saya itu semua sudah rata dengan tanah,” ujarnya.
Beruntung, apartemen tempatnya tinggal saat itu masih berdiri kokoh.
Menurut Badruz, bangunan yang rata dengan tanah itu diduga merupakan bangunan tua.
Diungkapkan Badruz saat itu ia menempat lantai dua sebuah apartemen di Turki sehingga ia tidak berada di tempat yang terlalu tinggi.
Dijelaskan Badruz bahwa ia sebelum keluar dari apartemennya, ia sempat berusaha untuk mencari kunci cadangan yang berada di lemarinya.
Namun, saat itu lemari miliknya sudah di posisi terbalik, sehingga ia membutuhkan waktu lebih lama untuk membongkarnya dahulu.
“Saya berusaha buat nyari kunci cadangan di dalam lemari, itu pun lemarinya udah kebalik jadi harus dibongkar lagi,”
“Untung ada HP buat penerangan jadi alhamdulillah bisa ketemu dan keluar,”
“Itu pas pintunya mau dibuka susah dibuka akibat reruntuhan udah berjatuhan di depan dan belakang pintu, perlu tenaga buat narik,” uajrnya.
Setelah berhasil keluar, ia juga melihat banyak tetangganya panik dan saling menenangkan satu sama lain.
Suasana semakin tak karuan lantaran saat itu cuaca di Turki sedang dingin dan diguyur hujan sehingga sukunya mencapai -3 derajat Celcius.
Tak hanya itu, ia juga sempat melihat banyak korban yang luka-luka dan meninggal dunia.
“Di hari kedua baru sempat dilihat itu ada anak kecil sama ibunya udah meninggal tertimbun reruntuhan diambil dari sekitar apartemen saya,” ujarnya.
Diceritakan Badruz, usai keluar dari apartemennya, ia kemudian mencari taman di sekitarnya yang dinilai lebih aman dari bangunan di sekitar.
(Tribunnews.com/Linda)