TRIBUNNEWS.COM - Kepala Pengawas Nuklir Global (IAEA), Rafael Grossi mengadakan pembicaraan dengan pejabat Iran di Teheran, Sabtu (4/3/2023).
Dikutip Reuters, Grossi tiba di Teheran pada Jumat (3/3/2023).
Setibanya di sana, Grossi bertemu dengan Grossi bertemu dengan Kepala Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) Mohammad Eslami, IRNA melaporkan.
Kunjungan tersebut dilakukan di tengah diskusi dengan Teheran tentang asal partikel uranium yang diperkaya hingga kemurnian 83,7 persen, menurut sebuah laporan oleh pengawas nuklir yang dilihat oleh Reuters.
Angka tersebut dinilai sangat dekat dengan tingkat senjata (nuklir)
"Masalah pemantauan kinerja, status, dan kapasitas industri nuklir Republik Islam adalah tujuan paling penting yang ada dalam agenda badan tersebut," kata Eslami yang dikutip IRNA sebelum pertemuan Sabtu dengan Grossi.
Baca juga: Penjelasan Kesepakatan Nuklir New START dan Alasan Presiden Rusia Vladimir Putin Menangguhkannya
"Para pihak tidak memenuhi komitmen mereka" dalam kesepakatan nuklir 2015, sehingga Iran memutuskan untuk "mengurangi komitmennya".
Di bawah perjanjian yang ditandatangani dengan enam kekuatan besar dunia, Iran telah mengekang program nuklirnya dengan imbalan bantuan dari AS, Uni Eropa dan sanksi PBB.
Diwartakan Guardian, AS secara sepihak menarik diri dari pakta tersebut pada tahun 2018 di bawah presiden saat itu, Donald Trump, dan menerapkan kembali sanksi, mendorong Iran untuk menangguhkan implementasi komitmennya sendiri.
Negosiasi yang bertujuan untuk menghidupkan kembali kesepakatan dimulai pada 2021 tetapi terhenti sejak tahun lalu.
Grossi kemudian bertemu dengan menteri luar negeri Hossein Amirabdollahian, sebelum bertemu dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi, lapor Al Jazeera.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-325: IAEA akan Awasi Fasilitas Nuklir Ukraina
"Raisi menampilkan kerja sama sebagai urusan dua sisi yang dapat berlanjut berdasarkan menjaga independensi badan tersebut dan mewujudkan hak-hak rakyat Iran," kata Wakil Presiden untuk Urusan Politik, Mohammad Jamshidi.
Grossi diperkirakan akan mengadakan konferensi pers lagi ketika dia kembali ke Wina pada Sabtu (4/3/2023).
Pada November 2022, negara-negara barat mengkritik Iran karena kurangnya kerja sama setelah jejak uranium yang diperkaya ditemukan di tiga situs yang tidak diumumkan.
Grossi terakhir mengunjungi Iran pada Maret tahun lalu, dalam perjalanan yang difokuskan pada situs-situs tersebut.
IAEA mengatakan Grossi akan mengadakan konferensi pers sekembalinya ke Wina pada Sabtu sore.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)