Kantor berita IRNA milik pemerintah Iran mengutip Shamkhani yang menyebut pembicaraan di Beijing jelas, transparan, komprehensif dan konstruktif.
“Menghapus kesalahpahaman dan pandangan berorientasi masa depan dalam hubungan antara Teheran dan Riyadh pasti akan mengarah pada peningkatan stabilitas dan keamanan regional serta meningkatkan kerja sama antara negara-negara Teluk Persia dan dunia Islam untuk mengelola tantangan saat ini,” kata Shamkhani.
Riyadh memutuskan hubungan dengan Teheran pada 2016 setelah pengunjuk rasa menyerbu pos diplomatik Saudi di Iran.
Arab Saudi telah mengeksekusi seorang cendekiawan Muslim Syiah terkemuka beberapa hari sebelumnya, yang memicu demonstrasi.
Baca juga: VIDEO Iran Bersikap Terkait Kasus Keracunan Ribuan Murid Perempuan: Sejumlah Orang Ditangkap
Iran yang mayoritas Syiah dan Arab Saudi yang mayoritas Sunni mendukung pihak-pihak yang bersaing di beberapa zona konflik di Timur Tengah.
Termasuk di Yaman, di mana pemberontak Houthi didukung oleh Teheran dan Riyadh memimpin koalisi militer yang mendukung pemerintah.
Namun kedua belah pihak baru-baru ini berusaha untuk memperbaiki hubungan.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)