Tweet sebelumnya dari Alarm Phone mengatakan salah satu kapal, Basilis L, sedang memantau kapal sambil menunggu kedatangan penjaga pantai Libya untuk memaksa orang-orang kembali ke Libya tempat mereka mencoba melarikan diri.
Sea Watch International, sebuah LSM Jerman, mentweet pada hari Sabtu (11/3/2023), pesawat pengintainya telah melihat kapal migran yang sangat penuh sesak dan dalam gelombang yang menakutkan.
Di dekatnya ada sebuah kapal dagang yang diperintahkan oleh Pusat Koordinasi Penyelamatan di Roma untuk berkoordinasi dengan penjaga pantai Libya.
"Sekitar dua jam kemudian pada hari Sabtu, SeaWatch men-tweet lagi, melaporkan "Sementara cuaca memburuk dan membuat intervensi menjadi sulit, Tripoli mengklaim tidak dapat mengirim kapal patroli," tulisnya.
“Berkali-kali di masa lalu otoritas Italia mengoordinasikan penyelamatan di daerah ini. Kami meminta hal yang sama dilakukan, menghindari kematian baru,” lanjutnya.
Baca juga: 59 Orang Tewas setelah Kapal Imigran Tenggelam di Perairan Italia, 20 Lainnya Dirawat di RS
Kemampuan Italia untuk menyelamatkan pengungsi dan migran di laut telah menjadi sorotan setelah kapal karam 26 Februari 2023 di dekat wilayah selatan Calabria, di mana sedikitnya 79 orang tewas.
Pemerintah Italia menghadapi reaksi keras setelah kritik tajam bahwa mereka gagal melakukan intervensi tepat waktu untuk menyelamatkan penumpang.
Penjaga pantai mengatakan, lebih dari 1.300 migran dan pengungsi telah diselamatkan dalam tiga operasi terpisah di ujung selatan Italia, dengan 200 lainnya diselamatkan di Sisilia pada Sabtu (11/3/2023).
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Imigran