TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak 30 imigran hilang dan 17 orang telah diselamatkan di laut Mediterania tengah setelah kapal yang mereka tumpangi dari Libya terbalik dalam cuaca buruk pada Minggu (12/3/2023).
Operasi penyelamatan saat ini sedang berlangsung, dibantu oleh kapal dagang dan bantuan udara oleh badan perbatasan Uni Eropa Frontex.
Sementara dua kapal dagang lainnya sedang dalam perjalanan ke daerah itu.
Sebelumnya pada hari Minggu, badan amal Mediterranea, Saving Humans, men-tweet, menurut beberapa sumber, kapal tersebut berlayar ke arah Italia, telah terbalik sekitar 177 km (110 mil) barat laut Benghazi.
Alarm Phone, badan amal lain yang menerima panggilan dari kapal migran yang sedang dalam kesulitan, mengatakan mereka pertama kali memberi tahu pihak berwenang pada Sabtu (11/3/2023).
Badan amal itu mengatakan kapal yang membawa 47 orang tersebut perlu segera diselamatkan, dikutip dari Al Jazeera.
Baca juga: 5 Imigran Tewas Tenggelam di Laut Turki saat Naik Perahu Karet di Tengah Badai
Setelah upaya penyelamatan awal oleh kapal dagang gagal karena cuaca buruk, pihak berwenang Libya meminta bantuan Roma, karena tidak memiliki sarana untuk melakukan penyelamatan.
Pihak Roma kemudian meminta kapal dagang di daerah tersebut untuk bergabung dalam upaya penyelamatan.
Diketahui, kapal terbalik ini terjadi di luar wilayah pencarian dan penyelamatan Italia.
Kapal migran tersebut terbalik saat akan memindahkan orang ke kapal dagang “FROLAND” pada Minggu (12/3/2023) pagi.
Kepala misi Mediterranea Luca Casarini mengatakan kepada kantor berita Reuters, empat kapal dagang masih berada di daerah tersebut.
Baca juga: 343 Imigran Gelap Meksiko Ditemukan di Truk Terbengkalai di Teluk Veracruz
Kapal Imigran Tenggelam di Italia
Penampakan kapal imigran ini disaksikan oleh sejumlah pihak yang memantau laut Mediterania.
Minggu pagi, Alarm Phone men-tweet soal tiga kapal dagang berada di lokasi, namun tidak tahu apakah operasi penyelamatan sedang berlangsung karena kehilangan kontak dengan kapal tersebut.
Tweet sebelumnya dari Alarm Phone mengatakan salah satu kapal, Basilis L, sedang memantau kapal sambil menunggu kedatangan penjaga pantai Libya untuk memaksa orang-orang kembali ke Libya tempat mereka mencoba melarikan diri.
Sea Watch International, sebuah LSM Jerman, mentweet pada hari Sabtu (11/3/2023), pesawat pengintainya telah melihat kapal migran yang sangat penuh sesak dan dalam gelombang yang menakutkan.
Di dekatnya ada sebuah kapal dagang yang diperintahkan oleh Pusat Koordinasi Penyelamatan di Roma untuk berkoordinasi dengan penjaga pantai Libya.
"Sekitar dua jam kemudian pada hari Sabtu, SeaWatch men-tweet lagi, melaporkan "Sementara cuaca memburuk dan membuat intervensi menjadi sulit, Tripoli mengklaim tidak dapat mengirim kapal patroli," tulisnya.
“Berkali-kali di masa lalu otoritas Italia mengoordinasikan penyelamatan di daerah ini. Kami meminta hal yang sama dilakukan, menghindari kematian baru,” lanjutnya.
Baca juga: 59 Orang Tewas setelah Kapal Imigran Tenggelam di Perairan Italia, 20 Lainnya Dirawat di RS
Kemampuan Italia untuk menyelamatkan pengungsi dan migran di laut telah menjadi sorotan setelah kapal karam 26 Februari 2023 di dekat wilayah selatan Calabria, di mana sedikitnya 79 orang tewas.
Pemerintah Italia menghadapi reaksi keras setelah kritik tajam bahwa mereka gagal melakukan intervensi tepat waktu untuk menyelamatkan penumpang.
Penjaga pantai mengatakan, lebih dari 1.300 migran dan pengungsi telah diselamatkan dalam tiga operasi terpisah di ujung selatan Italia, dengan 200 lainnya diselamatkan di Sisilia pada Sabtu (11/3/2023).
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Imigran