Dua tewas di provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan, kata petugas penyelamat
Dua orang, termasuk seorang anak, tewas dalam gempa bumi di provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan, kata petugas penyelamat kepada Al Jazeera.
“Seorang gadis berusia 10 tahun di Swat, dan seorang pria berusia 24 tahun di Dir Bawah meninggal ketika dinding rumah mereka runtuh,” Bilal Faizi, juru bicara layanan Penyelamatan 1122 di provinsi barat laut mengatakan kepada Al Jazeera.
Menurut Faizi, tanah longsor telah menyebabkan kerusakan di distrik Swat, 180 km (112 mil) barat laut Islamabad.
“Lebih dari 20 bangunan mengalami kerusakan akibat guncangan, dan puluhan orang terluka,” katanya.
Baca juga: Eks PM Pakistan Imran Khan Ditangkap, Sebut Surat Perintah Penangkapan Bermotif Politik dan Ilegal
Gempa susulan berkekuatan 3,7: Pakistan Met Department
Departemen Meteorologi Pakistan telah melaporkan gempa susulan berkekuatan 3,7 di wilayah Hindu Kush di sepanjang perbatasan negara itu dengan Afghanistan.
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif telah meminta pejabat manajemen bencana negara itu untuk tetap waspada pascagempa.
"Perdana menteri telah mengarahkan Otoritas Manajemen Bencana Nasional dan lembaga terkait lainnya untuk siap menghadapi situasi darurat apa pun," kata media pemerintah Pakistan dalam tweet.
Gempa Kashmir 2005
Dikutip dari nih.gov, gempa Kashmir juga dikenal sebagai gempa Asia Selatan.
Gempa melanda kedua sisi Jammu dan Kashmir yang diperintah Pakistan (POK).
Dikutip India Today, pada 8 Oktober 2005, Kashmir dilanda gempa bumi yang berkekuatan 7,6 Skala Richter.
Baca juga: Bioskop di Kashmir Kembali Dibuka Setelah 20 Tahun Terpaksa Ditutup akibat Pemberontakan
Pusat gempa adalah wilayah Azad Kashmir di Pakistan. Negara-negara lain seperti India, Afghanistan, Tajikistan dan China juga terkena dampak akibat gempa tersebut.
Sekitar 86.000 orang tewas, 69.000 orang luka-luka dan sekitar 2,8 juta orang mengungsi.
Pasca gempa, data dari satelit mengukur bahwa gunung-gunung telah naik beberapa meter membuktikan Himalaya masih naik dan gempa bumi adalah akibat dari itu.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)