TRIBUNNEWS.COM -Shou Zi Chew, CEO TikTok menjadi perbincangan seusai disidang selama hampir 5 jam di Kongres Amerika Serikat (AS).
Shou Zi Chews selama hampir lima jam dicecar pertanyaan pada Kamis, 23 Maret 2023, waktu setempat, terkait dugaan penyetoran data pengguna ke Pemerintah China.
Diketahui platform media sosial TikTok yang berbasis di China berpotensi dilarang penggunaannya di Negeri Paman Sam tersebut.
Aplikasi TikTok diketahui menghadapi pengawasan ketat oleh pemerintah AS yang khawatir data pengguna dapat jatuh ke tangan pemerintah China.
Tidak hanya itu Pemerintah AS menuduh aplikasi TikTok berpotensi punya dampak buruk bagi kesehatan mental remaja AS.
Diketahui seruan untuk larangan TikTok telah meningkat dalam beberapa hari terakhir di AS.
Baca juga: CEO TikTok Shou Zi Chew Viral di Platformnya Sendiri setelah Disidang Kongres AS Lebih dari 4 Jam
Hal ini karena adanya kekhawatiran aplikasi yang dimiliki oleh perusahaan induk ByteDance yang berbasis di Beijing ini menimbulkan risiko bagi keamanan nasional AS.
Aplikasi ini memiliki lebih dari 150 juta pengguna di AS saja dan dengan cepat muncul sebagai saingan utama platform media sosial yang lebih mapan seperti Facebook dan Snapchat.
Para kritikus juga prihatin dengan praktik moderasi konten TikTok dan potensi bahaya bagi pengguna di bawah umur di platform tersebut.
Popularitas TikTok dianggap telah memperumit situasi, mengutip New York Post.
Bahkan dalam masalah tersebut Shou Zi Chew dikhawatirkan merupakan agen dari China, namun pria asal Singapura tersebut membantahnya.
Dalam kesaksian tertulisnya, Chews mengatakan bahwa TikTok tidak akan pernah memberikan data kepada PKT jika diminta.
Dia mengutip kehidupan keluarganya sebagai alasan mengapa perlindungan data sangat penting, terutama untuk anak-anak.
Lantas siapakah sosok Shou Zi Chew?