TRIBUNNEWS.COM - Ukraina memutuskan untuk memboikot pertandingan kualifikasi Olimpiade Paris 2024 di mana Rusia akan ikut serta, CNN International melaporkan.
Menteri Ukraina Oleh Nemchinov mengumumkan keputusan tersebut dalam sebuah wawancara televisi Ukraina Suspilne pada hari Kamis (30/3/2023) waktu setempat.
Sebelumnya, Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach menguraikan pedoman baru pada hari Selasa yang memungkinkan atlet Rusia dan Belarusia untuk bertanding tetapi dengan bendera netral.
Atlet dari kedua negara tersebut sebelumnya dilarang mengikuti sebagian besar kompetisi internasional sejak Februari 2022 setelah invasi Rusia ke Ukraina.
"Hari ini di rapat pemerintah, keputusan protokol dibuat berdasarkan proposal rekan saya, Menteri Olahraga Ukraina dan Presiden Komite Olimpiade Nasional Ukraina Vadym Gutzeit, bahwa kami hanya akan berpartisipasi dalam kompetisi kualifikasi di mana tidak ada orang Rusia," kata Oleh Nemchinov.
Nemchinov mengakui hal itu bukan keputusan yang mudah.
Baca juga: Wakil Sekjen NATO: Bantuan Militer Ukraina Capai 70 Miliar Dolar AS
Artinya, atlet Ukraina akan kehilangan kesempatan untuk berpartisipasi di Olimpiade.
“Anda tahu, saya tidak akan mengharapkannya pada siapa pun,” kata Nemchinov ketika ditanya apa yang akan terjadi pada atlet Ukraina.
“Kemarin, saya menghadiri pemakaman dari seorang kenalan baik saya, yang mengabdikan lebih dari 20 tahun untuk atletik dan meninggal di daerah Kharkiv."
"Dia meninggalkan tiga anak. Dia mengajukan diri untuk perang keduanya."
"Dan dia bukan juru masak kantin, mari kita bicara seperti itu. Artinya, dia bertugas di unit tempur,” kata Nemchinov.
“Jadi, saya ingin memberi tahu sesama atlet kami yang khawatir bahwa karena keputusan IOC dan masuknya Rusia atau Belarusia ke kompetisi, Ukraina tidak akan dapat berpartisipasi, karier mereka akan hancur atau sesuatu yang lain."
"Tapi sebenarnya, nyawa Anda dan anak-anak Anda akan terselamatkan,” tambah Nemchinov.
Baca juga: Sosok Evan Gershkovich, Jurnalis AS yang Ditangkap Rusia atas Tuduhan Spionase
Atlet Ukraina Vladyslav Heraskevych mengatakan kepada CNN pada hari Rabu bahwa keputusan IOC untuk mengizinkan atlet Rusia dan Belarusia untuk berpartisipasi dalam kompetisi internasional layaknya "tamparan di wajah."
"Tamparan itu tidak hanya untuk atlet Ukraina tetapi untuk semua Ukraina dan semua orang Ukraina," tambahnya.
Tetapi Heraskevych juga mengatakan kepada CNN bahwa memboikot Paris 2024 harus dilakukan oleh para atlet sendiri dan mereka harus memutuskan jalan mereka sendiri.
Menurut rekomendasi terbaru IOC, atlet dengan paspor Rusia atau Belarusia harus berkompetisi hanya sebagai atlet netral individu dan memenuhi semua persyaratan anti-doping.
Sementara itu, mereka yang mendukung perang atau dikontrak untuk dinas militer atau nasional tidak dapat berkompetisi.
IOC juga mengatakan bahwa keputusan tentang keikutsertaan atlet dengan paspor Rusia atau Belarusia di Olimpiade Paris 2024 akan dibuat pada tahap selanjutnya.
Kremlin menyebut pedoman itu "mengandung elemen diskriminasi."
Bulan lalu, AS dan lebih dari 30 negara lainnya mendukung usulan larangan atlet Rusia dan Belarusia untuk berkompetisi dalam olahraga internasional, menurut pernyataan bersama.
Sementara itu, menteri olahraga Ukraina mengatakan pada Januari lalu bahwa negaranya tidak akan mengesampingkan pemboikotan Olimpiade jika atlet Rusia dan Belarusia diizinkan berkompetisi di Paris 2024.
Pekan lalu, presiden Atletik Dunia Sebastian Coe mengumumkan atlet Rusia dan Belarusia masih akan dikecualikan dari Acara Seri Atletik Dunia untuk masa mendatang, menegaskan kembali keputusan organisasi tersebut pada Maret 2022.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)