TRIBUNNEWS.COM - Presiden Belarus, Alexander Lukashenko mengatakan telah mengintensifkan pembicaraan dengan Rusia tentang pengerahan senjata nuklir taktis di negaranya.
Ia menuduh ada rencana invasi Belarusia dari negara tetangga Polandia.
"Rencana Moskow untuk menempatkan senjata nuklir di Belarusia akan membantu melindungi negara ini, yang berada di bawah ancaman dari Barat," katanya dalam pidato tahunan kepada anggota parlemen dan pejabat pemerintah, Jumat (31/3/2023).
“Percayalah, aku tidak pernah menipumu. Mereka sedang bersiap untuk menginvasi Belarusia, untuk menghancurkan negara kami,” lanjutnya, dikutip dari ABC Net.
Presiden Lukanshenko mengatakan, dia dan Presiden Rusia Vladimir Putin dapat mengerahkan senjata strategis senjata nuklir di Belarus, jika diperlukan.
Baca juga: Bela Rusia, Belarus Sindir AS yang Sebar 150 Senjata Nuklir Taktis di Negara NATO Eropa
Itu adalah sistem yang lebih kuat dan dapat menghancurkan seluruh kota dari jarak ribuan mil.
"Saya tidak berusaha mengintimidasi atau memeras siapa pun. Saya ingin melindungi negara Belarus dan memastikan perdamaian bagi rakyat kami," kata Presiden Lukashenko.
Senjata Nuklir Taktis Rusia di Belarus
Sebelumnya, Presiden Vladimir Putin akan mengerahkan senjata nuklir taktis di Belarus.
Keputusan ini merupakan strategi dan respon atas tekanan dari Amerika Serikat (AS) dan sekutu.
Dalam pidatonya pada Sabtu (25/3/2023), Presiden Vladimir Putin mengatakan pemicu langsung keputusan ini adalah pemerintah Inggris yang memberi depleted uranium kepada Ukraina.
Komponen itu dapat menembus kendaraan lapis baja, dikutip dari Al Jazeera.
Presiden Vladimir Putin juga mengatakan, rencana itu tidak menyalahi aturan mana pun, karena AS juga meletakkan senjata nuklir di negara anggota NATO.
Senjata nuklir taktis yang akan ditempatkan di Belarus adalah senjata yang dapat menghancurkan pasukan dan senjata dalam perang.