News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Presiden Belarus Tuduh Polandia Rencanakan Invasi, Ancam akan Sebar Nuklir Strategis Rusia

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Belarus Alexander Lukashenko saat berbicara dalam pidato tahunan kepada anggota parlemen dan pejabat pemerintah, Jumat (31/3/2023). Ia menuduh Polandia merencanakan invasi. Presiden Belarus mengancam akan menyebar senjata nuklir strategis dari Rusia, jika diperlukan.

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Belarus, Alexander Lukashenko mengatakan telah mengintensifkan pembicaraan dengan Rusia tentang pengerahan senjata nuklir taktis di negaranya.

Ia menuduh ada rencana invasi Belarusia dari negara tetangga Polandia.

"Rencana Moskow untuk menempatkan senjata nuklir di Belarusia akan membantu melindungi negara ini, yang berada di bawah ancaman dari Barat," katanya dalam pidato tahunan kepada anggota parlemen dan pejabat pemerintah, Jumat (31/3/2023).

“Percayalah, aku tidak pernah menipumu. Mereka sedang bersiap untuk menginvasi Belarusia, untuk menghancurkan negara kami,” lanjutnya, dikutip dari ABC Net.

Presiden Lukanshenko mengatakan, dia dan Presiden Rusia Vladimir Putin dapat mengerahkan senjata strategis senjata nuklir di Belarus, jika diperlukan.

Baca juga: Bela Rusia, Belarus Sindir AS yang Sebar 150 Senjata Nuklir Taktis di Negara NATO Eropa

Itu adalah sistem yang lebih kuat dan dapat menghancurkan seluruh kota dari jarak ribuan mil.

"Saya tidak berusaha mengintimidasi atau memeras siapa pun. Saya ingin melindungi negara Belarus dan memastikan perdamaian bagi rakyat kami," kata Presiden Lukashenko.

Presiden Belarus Alexander Lukashenko saat berbicara dalam pidato tahunan kepada anggota parlemen dan pejabat pemerintah, Jumat (31/3/2023). (Afiliasi Pemerintah Rusia/RT)

Senjata Nuklir Taktis Rusia di Belarus

Sebelumnya, Presiden Vladimir Putin akan mengerahkan senjata nuklir taktis di Belarus.

Keputusan ini merupakan strategi dan respon atas tekanan dari Amerika Serikat (AS) dan sekutu.

Dalam pidatonya pada Sabtu (25/3/2023), Presiden Vladimir Putin mengatakan pemicu langsung keputusan ini adalah pemerintah Inggris yang memberi depleted uranium kepada Ukraina.

Komponen itu dapat menembus kendaraan lapis baja, dikutip dari Al Jazeera.

Presiden Vladimir Putin juga mengatakan, rencana itu tidak menyalahi aturan mana pun, karena AS juga meletakkan senjata nuklir di negara anggota NATO.

Senjata nuklir taktis yang akan ditempatkan di Belarus adalah senjata yang dapat menghancurkan pasukan dan senjata dalam perang.

Senjata ini memiliki jangkauan yang pendek dengan hasil yang lebih rendah daripada hulu ledak nuklir pada rudal strategis, yang dapat melenyapkan seluruh kota.

Pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Belarus Alexander Grigoryevich Lukashenko pada 18 Februari 2022 (President of Russia/KremlinRussia_E)

Baca juga: Rusia Berpartisipasi, Ukraina Putuskan untuk Boikot Pertandingan Kualifikasi Olimpiade Paris 2024

Belarus Sarankan Gencatan Senjata Tanpa Syarat

Presiden Belarus juga menyarankan gencata senjata tanpa syarat kepada Ukraina.

Ia memperingatkan, Rusia akan terpaksa menggunakan senjata paling mengerikan jika merasa terancam.

“Tidak mungkin mengalahkan kekuatan nuklir. Jika kepemimpinan Rusia memahami bahwa situasinya mengancam akan menyebabkan disintegrasi Rusia, ia akan menggunakan senjata yang paling mengerikan. Ini tidak bisa dibiarkan,” katanya, dikutip dari Al Arabiya.

Pihak Rusia mendukung proposal gencatan senjata Lukashenko.

Pemerintah Rusia mengatakan Presiden Vladimir Putin dan Persiden Lukashenko akan membahasnya minggu depan, namun situasi di Ukraina tidak berubah.

Ukraina sebelumnya menolak tawaran Belarus untuk menengahi perdamaian.

Pemerintah Ukraina mengatakan Rusia terus menggunakan wilayah udara Belarusia untuk serangan drone dan rudal terhadap Ukraina, termasuk saat peluncuran invasi.

Belarus mengatakan tidak akan memasuki perang, namun bersekutu erat dengan Rusia, termasuk mengadakan latihan militer bersama.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini