News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Klaim Hadang Lebih dari 30 Roket yang Ditembakkan dari Lebanon Selatan

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasukan keamanan Israel terlihat saat pengusiran jemaah dari kompleks masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem menyusul bentrokan dengan warga Palestina di Masjid Al-Aqsa pada 5 April 2023 - Bentrokan meletus di dalam masjid Al-Aqsa di Yerusalem awal 5 April 2023 sebagai polisi Israel mengatakan mereka telah masuk untuk mengusir agitator, sebuah langkah dikecam sebagai kejahatan yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh gerakan Islam Palestina Hamas. (Photo by AHMAD GHARABLI / AFP)

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV - Tentara Israel mengatakan bahwa mereka telah mencegat rentetan roket yang ditembakkan dari Lebanon.

Ini terjadi sehari setelah polisi Israel menyerang warga Palestina di dalam Masjid Al Aqsa Yerusalem untuk malam kedua berturut-turut.

"Sebuah roket ditembakkan dari Lebanon ke wilayah Israel dan berhasil dicegat," kata militer Israel dalam pernyataannya pada Kamis waktu setempat.

Ini diklaim sebagai roket yang pertama ditembakkan dari Lebanon sejak April lalu.

Dikutip dari laman Al Jazeera, Jumat (7/4/2023), sirene peringatan pun terdengar di kota Shlomi dan Moshav Betzet di Israel utara.

Militer Israel kemudian mengklaim 34 roket telah ditembakkan dari Lebanon, dengan 25 berhasil dicegat dan setidaknya empat mendarat di Israel.

Serangan roket itu diikuti pula oleh ledakan tembakan artileri Israel yang melintasi perbatasan.

Menurut laporan Lebanon, artileri Israel menembakkan 'beberapa peluru dari posisinya di perbatasan' menuju pinggiran dua desa setelah peluncuran 'beberapa roket jenis Katyusha' ke Israel.

Namun militer Israel mengaku bahwa mereka tidak membalas serangan itu.

"Roket ditembakkan oleh faksi Palestina, dan bukan kelompok bersenjata Lebanon Hezbullah," kata sumber keamanan Israel.

Perlu dikeahui, Hezbullah mengontrol keamanan di Libanon selatan, dan telah berperang melawan Israel dalam perang di masa lalu.

Kamp pengungsi Palestina dan faksi bersenjata juga terletak di Lebanon selatan.

Baca juga: Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Kutuk Kekerasan di Masjid Al-Aqsa

Layanan ambulans MDA di Israel mengatakan tiga orang terluka dalam tembakan roket, termasuk di antaranya seorang pria berusia 19 tahun dengan luka ringan terkena pecahan peluru dan seorang wanita berusia 60 tahun terluka saat berlari ke tempat penampungan terdekat.

Sementara beberapa lainnya dirawat karena mengalami shock.

Pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di Lebanon selatan, yang dikenal sebagai UNIFIL, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa telah terjadi 'beberapa peluncuran roket dari Lebanon selatan menuju Israel'.

Tentara Israel pun telah memberitahu UNIFIL bahwa mereka mengaktifkan sistem pertahanan Iron Dome sebagai respons.

Di sisi lain, Kepala pasukan penjaga perdamaian, Mayor Jenderal Aroldo Lazaro telah melakukan kontak dengan otoritas Lebanon dan Israel.

"Situasi saat ini sangat serius. UNIFIL mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri dan menghindari eskalasi lebih lanjut," tegas Mayor Lazaro.

Sementara itu, Kantor Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Netanyahu telah 'menerima pembaharuan terus menerus tentang situasi keamanan dan akan melakukan penilaian dengan kepala lembaga keamanan'.

Kendati demikian, tidak ada klaim tanggung jawab langsung atas serangan yang terjadi di tengah serangan pasukan Israel terhadap jamaah Palestina di Al-Aqsa pada minggu ini.

Ini tentu saja menyebabkan kecaman regional dan global terhadap Israel.

Roket Gaza

Menurut militer Israel, di perbatasan lain, yakni perbatasan dengan Jalur Gaza yang terkepung, kelompok bersenjata Palestina di Jalur Gaza menembakkan roket ke Israel selatan untuk hari kedua secara berturut-turut.

Tidak ada korban yang dilaporkan dalam tembakan roket pada Kamis dini hari dari Jalur Gaza.

Tembakan roket itu terjadi setelah pasukan Israel menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa di kota tua Yerusalem untuk malam kedua pada Kamis kemarin, mencegah jamaah Palestina memasuki masjid untuk sholat subuh.

Dalam serangan Israel sebelumnya pada Rabu dini hari, pasukan Israel menyerang jamaah di masjid Al-Aqsa.

Setidaknya 12 warga Palestina terluka dan lebih dari 400 lainnya ditahan pada malam hari ke-15 bulan suci Ramadhan dan hari pertama hari raya Paskah Yahudi.

Beberapa jam kemudian, puluhan pemukim Israel memasuki halaman kompleks Masjid Al-Aqsa di bawah perlindungan polisi Israel.

Dalam beberapa tahun terakhir, kelompok besar Yahudi ultranasionalis secara teratur mengunjungi situs tersebut dengan pengawalan polisi, sesuatu yang dianggap orang Palestina sebagai tindakan provokasi.

Menyusul serangan pada Rabu lalu, pesawat-pesawat Israel menyerang beberapa lokasi di Gaza, sasaran di dua lokasi di sebelah barat kota dan di kamp pengungsi Nuseirat di tengah kantong pantai pun terkena serangan.

Otoritas Israel mengatakan serangan itu terjadi sebagai respons atas empat rudal yang ditembakkan pada Rabu pagi dari Gaza, yang sebenarnya merupakan respons atas serangan polisi di Al-Aqsa.

Sekelompok pemuda juga menuju ke tembok penghalang yang memisahkan Gaza dari Israel di timur dan membakar ban karet serta melakukan aksi duduk untuk memprotes tindakan keras terhadap jamaah di kompleks masjid Al-Aqsa.

Baca juga: Sederet Fakta Serangan Polisi Israel Saat Umat Muslim Menggelar Tarawih di Kompleks Masjid Al-Aqsa

Pada Rabu lalu pula, kerumunan besar berunjuk rasa di Jalur Gaza untuk menuntut perlindungan bagi jamaah di lokasi tersebut.

Unjuk rasa yang diserukan oleh Hamas, sebagai kelompok yang menguasai daerah kantong pesisir dan faksi Palestina lainnya, berlangsung setelah salat tarawih.

Para pengunjuk rasa mengibarkan bendera Palestina dan gambar masjid Al-Aqsa sambil meneriakkan slogan-slogan untuk mendukung Mourabitoun, sekelompok jamaah Palestina yang mencirikan diri mereka sebagai pembela Al-Aqsa.

Dua faksi Palestina, Hamas dan Jihad Islam mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa setiap 'upaya (yang dilakukan Israel) untuk mengubah status quo di Masjid Al-Aqsa, atau untuk Yahudisasi situs tersebut, akan memicu perang yang belum pernah terjadi sebelumnya di semua lini, terutama dari Jalur Gaza'.

Sumber

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini