News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Kapal Rusia Mondar-mandir di Laut Utara, Diduga Rencanakan Sabotase

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pria yang membawa senapan serbu terlihat di geladak Admiral Vladimirsky. Penyelidikan oleh 4 negara Nordik mengungkapkan kapal Rusia mondar-mandir di Laut Utara, diduga rencanakan sabotase jika terjadi konflik dengan Barat.

TRIBUNNEWS.COM - Kapal Rusia diduga tengah memetakan turbin angin lepas pantai, kabel data bawah laut, dan infrastruktur lainnya di Laut Utara.

Aktivitas itu, dinilai sebagai persiapan untuk sabotase jika terjadi konflik antara Rusia dengan Barat, menurut penyelidikan terbaru oleh lembaga penyiaran publik di Denmark, Norwegia, Swedia, dan Finlandia, Independent melaporkan.

Hingga 50 kapal yang diduga kapal mata-mata Rusia telah diidentifikasi berlayar melalui perairan di sekitar empat negara tersebut dan Inggris.

Penyelidikan menunjukkan bahwa kapal-kapal itu sering mematikan transponder sistem identifikasi otomatis (AIS) mereka agar tidak terlihat oleh sistem pelacakan konvensional.

Keberadaan kapal tersebut, harus dipantau melalui teknik lain seperti sonar, citra satelit atau kapal patroli.

Kepala kontraintelijen Denmark Anders Henriksen mengatakan:

Baca juga: Update Perang Rusia vs Ukraina Hari ke-421: Kyiv Terima 2 Jenis Sistem Pertahanan Udara dari Jerman

"Jika terjadi konflik dengan Barat, mereka akan siap dan tahu ke mana harus mensabotase jika mereka ingin melumpuhkan masyarakat Denmark".

Sementara Nils Andreas Stensones, Kepala Intelijen Norwegia, mengatakan bahwa program tersebut dianggap "sangat penting" bagi Rusia dan kemungkinan dikendalikan langsung dari Moskow.

Laporan itu, berfokus pada kapal Rusia yang dinamai Admiral Vladimirsky, yang secara resmi merupakan kapal ekspedisi oseanografi, atau kapal penelitian bawah air.

Tapi laporan negara Nordik itu menyebut kapal Admiral Vladimirsky digunakan sebagai kapal mata-mata Rusia.

Mantan ahli Angkatan Laut Kerajaan Inggris yang tidak disebutkan namanya ditugaskan melacak pergerakan kapal di sekitar tujuh ladang angin di lepas pantai Inggris dan Belanda dalam satu misi.

Admiral Vladimirsky secara resmi diklasifikasikan sebagai kapal penelitian laut. (Morten Kruger/DR)

Baca juga: Presiden Belarus Dukung Rusia di Donetsk, Ukraina Protes dan Tarik Duta Besarnya dari Minsk

Admiral Vladimirsky terlihat berlayar di sekitar Laut Baltik dan Laut Utara selama sebulan dengan pemancar yang dimatikan.

Rekaman menunjukkan, bahwa ketika wartawan dari DR mendekati kapal penelitian di dekat kota Grenaa, Denmark timur, mereka melihat seorang pria bersenjata berseragam dengan senapan militer Rusia di dalamnya.

Duta Besar Rusia untuk Norwegia, Teymuraz Ramishvili, menanggapi laporan tersebut, dengan mengatakan:

“Pekerjaan kapal penelitian sangat dibutuhkan dan dilakukan sesuai dengan hukum internasional."

"Pekerjaan itu dikoordinasikan melalui saluran diplomatik.”

Seorang pria yang membawa senapan serbu terlihat di geladak Admiral Vladimirsky. (Morten Kruger/DR)

Baca juga: Rusia Deteksi Kasus Subvarian Arcturus, Subvarian Baru Virus Corona

Pada bulan Februari, sebuah laporan oleh badan intelijen Belanda menuduh Rusia "secara diam-diam memetakan" infrastruktur penting di Laut Utara.

Laporan bersama oleh dinas intelijen Belanda AIVD dan MIVD memperingatkan bahwa "infrastruktur laut yang penting" rentan terhadap sabotase.

Laporan itu, menambahkan bahwa Rusia sedang melakukan "kegiatan yang mengindikasikan spionase dan tindakan untuk mempersiapkan gangguan dan sabotase".

“Rusia sedang memetakan bagaimana taman angin kita di Laut Utara berfungsi."

"Mereka sangat tertarik bagaimana mereka bisa menyabotase infrastruktur energi,” kata Kepala MIVD, Jenderal Jan Swillens, dalam konferensi pers saat itu.

Masalah infrastruktur Laut Utara

Pipa gas Nord Stream yang mengalirkan gas Rusia ke Eropa melalui perairan laut Baltik di wilayah Jerman (DW)

Dilansir Sky News, kekhawatiran tentang keamanan infrastruktur Laut Utara meningkat terutama setelah serangan terhadap pipa Nord Stream.

Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace membahas pentingnya melindungi kabel internet bawah laut.

"Infrastruktur minyak dan gas Norwegia sangat rentan karena telah menjadi pemasok utama Eropa," kata Wallace saat menghadiri KTT Pasukan Ekspedisi Gabungan di Edinburgh tahun lalu.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini