Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MADANI - Seorang warga Sudan yang memiliki kewarganegaraan Amerika Serikat (AS), Abdel menegaskan bahwa dirinya memiliki hak untuk dievakuasi dari konflik yang melanda Sudan.
Hal ini terkait kurangnya respons positif dari Kedutaan Besar AS di Sudan mengenai tindakan evakuasi terhadap warga Amerika yang berada di negara Afrika itu.
Baca juga: Penampakan Kapal MV Amanah Dalam Misi Evakuasi WNI dari Sudan
Dikutip dari laman Al Jazeera, Kamis (27/4/2023), Abdel, yang juga meminta untuk tidak menyebutkan nama belakangnya karena masalah keamanan, menanyakan hal tersebut.
"(Konflik adalah) hal terburuk yang terjadi dalam sejarah Sudan. Saya tidak peduli bagaimana itu diselesaikan, saya hanya ingin ini berakhir," kata Abdel.
Pria berkewarganegaraan ganda ini termasuk di antara mereka yang berada di luar ibu kota yang relatif aman dari konflik.
Ia saat ini berada di Madani, sebuah kota yang terletak 160 km atau 100 mil tenggara Khartoum, di mana penduduk dari ibu kota mencari perlindungan.
"Masuknya warga dari kota lain telah menyebabkan Madani kekurangan gas dan tempat tinggal, meskipun orang masih bisa menjalani kehidupan normal mereka," jelas Abdel.
Baca juga: Evakuasi WNI di Sudan: 538 WNI Menanti di Port Sudan, 289 Lainnya Menyusul di Tahap 2
Kendati demikian, ia khawatir konflik tersebut akan menyebar ke kota lain, termasuk wilayah yang dihuninya saat ini.
Abdel berharap Kedutaan AS akan membantunya jika konflik itu memaksanya meninggalkan Madani, rumah bagi hampir 400.000 orang.
Ia bahkan telah mendaftarkan dirinya ke Kedutaan AS di Sudan untuk mengantisipasi kerusuhan.
"Saya yakin pemerintah AS wajib mengevakuasi warganya. Ini adalah hak saya untuk dievakuasi oleh negara saya dari zona perang," pungkas Abdel.