TRIBUNNEWS.COM - Sejarah Hari Kemenangan atau Victory Day Uni Soviet bermula saat Jerman menyerah tanpa syarat dalam Perang Dunia II pada 9 Mei 1945.
Uni Soviet bergabung dengan blok Barat yang terdiri dari Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Prancis.
Mereka melawan Nazi Jerman yang bersekutu dengan Italia dan Jepang, yang disebut blok Axis.
Jerman, yang dipimpin oleh Adolf Hitler, mulai terdesak oleh pasukan sekutu Barat sejak awal 1945.
Setelah Jerman mengalami berbagai kekalahan, Adolf Hitler memutuskan untuk mengakhiri hidupnya di bunkernya pada 30 April 1945.
Pengganti Adolf Hitler, Laksamana Agung Karl Donitz, kemudian memulai negosiasi dengan blok Barat.
Baca juga: Penuhi Undangan Putin, 6 Pemimpin Negara Pecahan Uni Soviet Hadiri Victory Day di Rusia
Pada 7 Mei 1945, ia memberi wewenang kepada Jenderal Alfred Jodl untuk menandatangani penyerahan tanpa syarat semua pasukan Jerman, yang berlaku keesokan harinya, seperti dijelaskan History.
Jenderal Alfred Jodl diutus untuk pergi ke markas blok Barat di kota Reims, Prancis.
Namun, pemimpin Uni Soviet Joseph Stalin menolak untuk menerima perjanjian penyerahan yang ditandatangani di markas besar Jenderal AS Dwight D. Eisenhower di Reims, Prancis.
Stalin memaksa Jerman untuk menandatangani perjanjian yang sama pada keesokan harinya di Berlin, Jerman, yang diduduki Uni Soviet.
Dengan demikian, tanggal Victory Day atau Hari Kemenangan di AS, Inggris dan Prancis berbeda dengan tanggal Victory Day di Uni Soviet, yang kemudian menjadi Rusia.
Baca juga: Jelang Victory Day Uni Soviet, Rusia Cemas soal Keamanan saat Parade 9 Mei 2023
Victory Day Uni Soviet
Pada 9 Mei 1945, pukul 00.43 waktu setempat, terjadi penandatanganan Penyerahan Tanpa Syarat Nazi Jerman, yang mengakhiri Perang Dunia II di Eropa.
Sehubungan dengan keberhasilan penyerbuan Berlin oleh pasukan Soviet, Adolf Hitler, memilih untuk bunuh diri.
Gelar Presiden Reich dan komando angkatan bersenjata Reich Ketiga diberikan kepada Laksamana Agung Karl Donitz.
Sebelumnya, pada 5 Mei 1945, delegasi Jerman tiba di markas sekutu Barat di Kota Reims, Prancis untuk menyerah kepada pasukan Anglo-Amerika.
Undang-undang yang ditandatangani pada 7 Mei 1945 di Reims memiliki klausul dalam paragraf 4, yang menurutnya dokumen ini tidak mengecualikan penandatanganan Undang-Undang final lainnya atas permintaan salah satu anggota koalisi.
Dengan demikian, dokumen itu diakui oleh Uni Soviet hanya sebagai dokumen pendahuluan, seperti dijelaskan dalam saluran Telegram Kementerian Luar Negeri Rusia.
Kemudian, dokumen itu diusulkan oleh Uni Soviet untuk menyelenggarakan upacara penandatanganan baru di ibu kota Nazi Jerman, Berlin.
Pada 9 Mei 1945 pukul 00.00 waktu setempat, seluruh perwakilan dan pers berkumpul di aula tempat berlangsungnya upacara penandatanganan Undang-Undang Penyerahan Tanpa Syarat Nazi Jerman.
Upacara ini berakhir pada 00.43 waktu setempat.
Baca juga: Jelang Hari Kemenangan, Rusia Luncurkan Serangan Massal ke Ukraina
Masih di hari yang sama, pukul 02.10 pagi waktu Moskow, penyiar Yuri Levitan membacakan UU penyerahan tanpa syarat Nazi Jerman dan Keputusan Presidium Soviet Tertinggi Uni Soviet tentang deklarasi 9 Mei sebagai Hari Kemenangan.
Kemudian, pada malam harinya, Joseph Stalin berbicara kepada rakyat Uni Soviet.
Setelah itu, Yuri Levitan membacakan perintah untuk kemenangan penuh atas Nazi Jerman.
Untuk memberi hormat kepada pasukan Soviet, artileri dengan tiga puluh tembakan diluncurkan dari seribu senjata dalam 22 jam.
Sejak itu di Uni Soviet dan kemudian di Rusia dan beberapa bekas republik Uni Soviet, 9 Mei diperingati sebagai Hari Kemenangan.
Victory Day atau Hari Kemenangan menjadi hari bersejarah bagi Rusia dan sejumlah negara pecahan Uni Soviet untuk mengingat pasukan Merah yang gugur di Perang Dunia II.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina