TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Biro Investigasi Federal AS (FBI) mengklaim telah berhasil menyabotase perangkat lunak berbahaya yang digunakan oleh mata-mata elit Rusia.
Informasi tersebut menyebutkan bahwa FBI berhasil mengidentifikasi dan menonaktifkan malware yang digunakan oleh Layanan Keamanan Federal Rusia, FSB.
Malware yang digunakan menjadikan sejumlah komputer Amerika yang dirahasiakan sebagai targetnya.
"Kami menilai ini sebagai alat spionase utama mereka. Washington berharap operasi (FBI) ini akan memberantas malware Rusia dari medan perang virtual," ungkap seorang pejabat intelijen AS kepada Reuters seperti dikutip Kontan, Rabu, 10 Mei 2023.
Pejabat itu mengatakan, mata-mata FSB yang ada di balik malware ini, dikenal sebagai Snake, adalah bagian dari kelompok peretas terkenal yang dilacak oleh sektor swasta dan dikenal sebagai Turla.
Turla secara luas dianggap sebagai salah satu tim peretas paling canggih yang dipelajari oleh komunitas riset keamanan. Pemerintah AS menjuluki gangguan malware Snake milik Turla sebagai "Operation Medusa".
FBI dan mitranya mengidentifikasi di mana alat peretasan telah digunakan di internet, serta bagaimana mereka menyusun sistem perangkat lunak unik untuk mengganggu infrastruktur peretas.
Pejabat senior FBI mengatakan, sistem yang mereka gunakan telah dirancang untuk hanya berkomunikasi dengan program mata-mata Rusia.
"(sistem) Itu berbicara dengan bahasa Snake, dan berkomunikasi dengan protokol khusus Snake tanpa mengakses file pribadi korban," kata seorang pejabat FBI yang identitasnya dirahasiakan.
Baca juga: Peretas Platform Kripto Euler Finance Kembalikan 3.000 ETH yang Dicuri
FBI mengakui, kelompok tersebut telah aktif selama dua dekade melawan berbagai target yang berkaitan dengan NATO, serta lembaga pemerintahan dan perusahaan teknologi AS.
Baca juga: Cegah Peretasan Data, Pasukan Khusus Inggris Dilarang Instal TikTok
Selain di AS, pengumuman mengenai upaya gangguan dunia maya oleh FSB juga diumumkan oleh badan keamanan Inggris, Kanada, Australia, dan Selandia Baru.
Editor: Prihastomo Wahyu Widodo | Sumber: Kontan