Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, ANKARA – Sosok Kemal Kilicdaroglu menjadi sorotan dunia usai mencalonkan diri sebagai Presiden Turki pada pilpres yang digelar pada Minggu (28/5/2023).
Kemal Kilicdaroglu dianggap sebagai oposisi terkuat sejak beberapa pekan terakhir, bahkan pada pilpres putaran pertama Turki para analsis memprediksi Kilicdaroglu akan menang sebagai Presiden Turki periode 2023 - 2028.
Sayangnya pada putaran kedua, nilai suara Kilicdaroglu hanya terkumpul 47,7 persen dan gagal mengalahkan Recep Tayyip Erdogan yang telah mengantongi 52,3 persen atau 2,6 juta suara.
Profil Kemal Kilicdaroglu
Lahir pada tahun 1948 di timur kota Tunceli, pria lulusan Universitas Gazi dengan gelar ekonomi ini dibesarkan dengan latar belakang keluarga sederhana dimana sang ayah bekerja sebagai seorang petugas urusan dan ibunya sebagai ibu rumah tangga.
Sebelum terjun ke dunia politik, Kilicdaroglu mengawali karier sebagai seorang akuntan. Tepat di tahun 1983 Kilicdaroglu mulai diangkat menjadi Kepala Departemen Administrasi Pendapatan di kementerian Turki.
Kilicdaroglu terus merintis karier, hingga akhirnya pada 1992 ia ditunjuk sebagai Direktur Lembaga Asuransi Sosial (sekarang Lembaga Jaminan Sosial).
Kinerjanya yang menggebu membuat reputasi Kilicdaroglu di cap baik, ia bahkan dijuluki “Birokrat Terbaik” oleh sebuah majalah Turki pada 1994.
Karier Politik Kilicdaroglu
Memasuki tahun 1999 Kilicdaroglu mulai terjun ke ranah politik, bergabung dengan Partai Demokratik Sol yang dipimpin oleh perdana menteri Turki waktu itu, Bulent Ecevit.
Baca juga: Recep Tayyip Erdogan Memenangkan Pemilihan Presiden Turki Putaran Kedua
Berjalannya waktu Kilicdaroglu mulai mendapat reputasi sebagai politikus jujur yang tak segan mengekspos korupsi. Barulah di tahun 2007 Kilicdaroglu menjajal peruntungan baru dalam pencalonan walikota Istanbul, ibukota Turki.
Kendati kalah, sosok Kilicdaroglu menjadi sorotan lantaran berhasil menjadi runner-up CHP dengan 37 persen suara.
Nama Kilicdaroglu semakin mengemuka, Ia bahkan naik menjadi ketua CHP pada konvensi partai Mei 2010, berkat keuletan dan kejujurannya selama berkecimpung di dunia politik.
Baca juga: Penghitungan Suara Awal Pilpres Turki Putaran Kedua, Erdogan Unggul Hampir 3 Juta Suara dari Oposisi
Selama masa kepemimpinannya, Kilicdaroglu disebut mengubah haluan CHP dari paradigma Kemalist menjadi gerakan sosial demokratis. Langkah ini dipandang penting untuk merayu kalangan pemilih dari basis Erdogan.
Kendati Kilicdaroglu belum bisa mengalahkan Partai Adalet ve Kalkinma (AKP) yang diasuh Erdogan, Kilicdaroglu telah sukses mencatatkan kemenangan-kemenangan kecil di sejumlah tempat, termasuk Istanbul dan Ankara, pada pemilihan umum 2019 silam.