TRIBUNNEWS.COM - Pada Selasa (6/6/2023) dini hari, video beredar di media sosial memperlihatkan air tumpah akibat jebolnya bendungan Nova Kakhovka di Kherson, Ukraina.
Komando militer selatan tentara Ukraina mengatakan bendungan itu telah diledakkan oleh pasukan Rusia.
Sementara Rusia menyebut Ukraina lah yang meledakkannya.
Bendungan Nova Kakhovka di Sungai Dnipro terletak sekitar 30 km di timur kota Kherson.
Hancurnya bendungan tersebut akan memicu sejumlah dampak yang signifikan untuk wilayah sekitarnya, mengutip The Guardian.
Mengapa bendungan Nova Kakhovka penting?
Bendungan Nova Kakhovka melintasi Sungai Dnipro yang sangat besar di Ukraina, menahan reservoir air yang juga sangat besar.
Bendungan itu sendiri tingginya 30 meter dan lebarnya ratusan meter.
Nova Kakhovka dibangun pada tahun 1956 sebagai bagian dari pembangkit listrik tenaga air Kakhovka.
Reservoir yang dikandungnya dapat menampung sekitar 18 kilometer kubik air, dengan volume yang hampir sama dengan Great Salt Lake di Utah.
Bendungan yang jebol dapat menyebabkan tembok air membanjiri permukiman di bawahnya, termasuk Kherson, yang direbut kembali oleh pasukan Ukraina pada akhir 2022.
Segera setelah Ukraina menuduh Rusia meledakkan bendungan, kepala wilayah Kherson mendesak penduduk mengevakuasi diri dari daerah tersebut.
Air dari reservoir mengaliri semenanjung Krimea ke selatan, yang dianeksasi oleh Rusia pada 2014, serta pembangkit nuklir Zaporizhzhia, yang terbesar di Eropa, ke utara.
Bendungan ini juga membantu menggerakkan pembangkit listrik tenaga air Kakhovka.
Kehancurannya akan menambah masalah energi yang sedang berlangsung di Ukraina, setelah Rusia menghabiskan beberapa minggu awal tahun ini untuk menargetkan infrastruktur vital.
Ada pula kemungkinan rusaknya sistem kanal yang mengairi sebagian besar Ukraina selatan, termasuk Krimea.
Baca juga: Bendungan Kakhovka Jebol, Ukraina-Rusia Saling Tuding di PBB
Apakah bendungan pernah rusak atau terancam rusak sebelumnya?
Sejak dimulainya perang Rusia melawan Ukraina, bendungan Nova Kakhovka ditetapkan sebagai target potensial untuk kepentingan strategis.
Bendungan itu direbut oleh Rusia pada awal invasi Februari 2022, dan telah dipegangnya sejak saat itu.
Pada bulan Oktober, saat Ukraina berada di tengah-tengah reklamasi sebagian besar Kherson yang diduduki, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak barat untuk memperingatkan Rusia agar tidak meledakkan bendungan.
Ia memperingatkan bahwa hal itu akan membanjiri wilayah yang luas di selatan Ukraina.
Saat itu, Zelensky mengklaim bahwa pasukan Rusia telah menanam bahan peledak di dalam bendungan.
Zelensky mengatakan bahwa "menghancurkan bendungan akan berarti timbulnya bencana berskala besar".
Ia membandingkan tindakan semacam itu sama saja dengan penggunaan senjata pemusnah massal.
Intelijen militer Ukraina mengatakan "skala bencana ekologi akan jauh melampaui perbatasan Ukraina dan mempengaruhi seluruh wilayah Laut Hitam".
Setelah Ukraina merebut kembali Kherson pada bulan November, foto-foto muncul memperlihatkan kerusakan yang signifikan pada bendungan tersebut.
Baca juga: Bendungan Nova Kakhovka Jebol: 600 Rumah di Ukraina Tenggelam, 22 Ribu Warga Mengungsi
Rusia menuduh Ukraina menembaki bendungan dalam upayanya untuk merebut kembali Kherson.
Apa yang telah terjadi sepanjang tahun ini?
Pada bulan Mei, penduduk di desa terdekat melaporkan banjir terus-menerus yang mereka sebut akibat dari invasi Rusia di Nova Kakhovka.
Berbicara kepada kantor berita Reuters, penduduk setempat mengatakan ketinggian air mulai naik pada bulan April, terkadang hingga 30 cm sehari, dan terus meningkat sejak saat itu.
Para pejabat Ukraina mengatakan naiknya permukaan air Dnipro, akibat banjir yang melanda permukiman di wilayah Zaporizhzhia, terkait dengan pendudukan Rusia di bendungan Kakhovka.
Tetapi mereka menambahkan bahwa mereka tidak dapat mengatakan apa sebenarnya yang dilakukan pasukan Rusia di bendungan karena mereka sendiri tidak memiliki akses.
Seorang pejabat energi Rusia mengatakan pada bulan Mei bahwa bendungan itu berisiko luber akibat ketinggian air yang mencapai rekor tertinggi.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)