News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kehilangan Setengah Tengkorak, Pria Ini Kecewa Pelaku Penyerangan Hanya Dipenjara 4 Bulan

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Braden Stromberg, pria Inggris yang hanya memiliki setengah tengkorak akibat kepalanya dihajar oleh preman bernama Kyle Stephenson. Braden selalu memakai helm untuk melindungi otaknya. Ia kecewa karena Kyle hanya menjalani hukuman penjara selama 4 bulan.

TRIBUNNEWS.COM - Pria Inggris bernama Braden Stromberg menjalani hidup dengan setengah tengkorak setelah diserang oleh orang tak dikenal pada 2 Mei 2022.

Pengadilan menjatuhi hukuman 22 dan setengah bulan penjara kepada pelaku pada Februari 2023 lalu.

Namun, Braden Stromberg baru-baru ini mendengar kabar pelaku, yang bernama Kyle Stephenson, akan dibebaskan setelah hanya menjalani empat bulan penjara.

"Saya merasa ini merampas keadilan saya," kata Braden Stromberg dalam wawancara dengan South West News Service, Kamis (8/6/2023).

"Empat bulan bahkan tidak cukup waktu untuk tanaman rumah tumbuh. Itu konyol. Saya bahkan belum menjalani operasi (pencangkokan tengkorak) dan dia sudah keluar dan bisa menjalani hidupnya," lanjutnya.

"Semua keluarga saya setuju dengan saya, sangat mengejutkan dia bahkan tidak akan menjalani setengah dari hukumannya," lanjut Stromberg.

Baca juga: Pendarahan Otak: Penyebab, Gejala dan Cara Pengobatannya

Ia merasa hukuman itu tidak setimpal dengan apa yang ia derita.

"Dia hampir mengakhiri hidup saya dan sekarang dia bebas dan dia sama sekali tidak menyesal," katanya, dikutip dari Mirror UK.

Kronologi Penyerangan

Penyerangan itu bermula ketika Braden Stromberg berjalan ke toko bersama pacarnya pada 2 Mei 2022 sore.

Ketika tiba di wilayah Bolsover, Derby, ia dihadang oleh preman yang tak lain adalah Kyle Stephenson.

Kyle memukul wajah Braden Stromberg hingga membuatnya pingsan.

Ia kemudian membenturkan kepalanya ke jalan berkali-kali.

Pacarnya yang histeris kemudian membawa Braden Stromberg ke rumah sakit setelah penyerang melarikan diri.

Braden Stromberg, pria Inggris yang hanya memiliki setengah tengkorak akibat dihajar oleh preman bernama Kyle Stephenson. Braden selalu memakai helm untuk melindungi kepalanya. (Braden Stromberg/FB)

Baca juga: Gejala Pendarahan Otak atau Brain Hemorrhage: Sakit Kepala Mendadak hingga Kejang

Pengangkatan Tengkorak

Dokter di rumah sakit menyelamatkan nyawa Braden Stromberg dengan mengangkat sisi kanan tengkoraknya selama tiga jam operasi pada 9 Mei 2022, dikutip dari Wales Online.

Setelah itu, Braden Stromberg koma selama 15 hari.

Ia kemudian menjalani pemulihan luar biasa yang mengejutkan para dokter.

"Setiap dokter yang saya ajak bicara mengatakan betapa beruntungnya saya tidak terbangun dari koma dalam keadaan lumpuh atau vegetatif," kata Braden.

Selalu Memakai Helm

Braden Stromberg, pria Inggris yang hanya memiliki setengah tengkorak akibat dihajar oleh preman bernama Kyle Stephenson. Braden selalu memakai helm untuk melindungi kepalanya. (Braden Stromberg/FB)

Baca juga: Kenali Penyebab Pendarahan Otak Lengkap dengan Gejalanya

Braden Stromberg saat ini hidup dengan ketakutan karena hanya memiliki setengah tengkorak.

Satu pukulan di kepalanya bisa membuatnya meninggal dunia.

Ia terpaksa menggunakan helm untuk melindungi otaknya setiap kali meninggalkan rumah.

"Mereka (para dokter) tidak percaya (saya bertahan hidup). Mungkin ada satu inci cairan tulang belakang di mana tengkorak saya telah dikeluarkan dan kemudian hanya otak saya yang tidak terlindungi," katanya

"Jika saya mengetuk (tengkorak) ini berpotensi fatal. Saat ini, saya merasa hidup saya telah ditahan karena serangan itu dan saya hanya ingin kembali bekerja," lanjutnya.

Braden Stromberg sedang menunggu operasi lebih lanjut untuk memasang tengkorak titanium sehingga dia dapat kembali bekerja.

Ia mengatakan, sangat menantikan masa depan setelah melihat penyerangnya dipenjara.

“Saya menantikan untuk melakukan operasi karena itu berarti hidup akan dapat kembali normal," katanya.

"Saya telah diberitahu bahwa ini adalah operasi yang cukup berisiko karena ada kemungkinan infeksi atau pendarahan lebih lanjut di otak, tetapi ini adalah satu-satunya kesempatan saya untuk kembali bekerja," lanjutnya.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini