TRIBUNNEWS.COM - Tiga warga negara Inggris hilang setelah kapal yang mereka tumpangi terbakar di lepas pantai Laut Merah Mesir, lapor Al Jazeera.
Dalam sebuah pernyataan singkat pada Minggu (11/6/2023), Kegubernuran Laut Merah Mesir mengatakan 12 anggota awak dan 12 turis Inggris diselamatkan ketika sebuah kapal scuba berukuran sedang itu terbakar.
Kapal scuba itu diberi nama "Hurricane", terbakar di lepas pantai kota resor Marsa Alam di Laut Merah selatan.
CNN melaporkan, kapal wisata itu membawa 27 orang, termasuk 15 turis Inggris, di lepas pantai kota Marsa Alam, menurut Al-Ahram.
Seorang juru bicara Kantor Luar Negeri Inggris (FCDO) mengatakan dalam sebuah pernyataan hari Minggu bahwa mereka "berhubungan dengan otoritas lokal".
Sebuah regu pencarian diluncurkan untuk menemukan tiga turis Inggris yang tersisa, yang identitasnya tidak diungkapkan.
Baca juga: Pria Rusia Tewas Diserang Hiu Macan di Resor Laut Merah Mesir
Dikutip Abc News, setelah pemeriksaan awal terhadap kapal tersebut, pihak berwenang Mesir mengatakan, "konsleting listrik di ruang mesin kapal memicu kobaran api".
Kapal itu sedang dalam pelayaran enam hari dan akan kembali pada Minggu (11/6/2023) ketika kobaran api terjadi saat berada sekitar 25 kilometer (16 mil) utara Marsa Alam.
Kantor Luar Negeri Inggris mengatakan telah melakukan kontak dengan pihak berwenang Mesir dan "mendukung warga negara Inggris yang terlibat".
Jarang terjadi di Mesir
Gambar yang diposting di media sosial menunjukkan sebuah kapal pesiar motor putih dengan nama yang sama terbakar di laut, dengan asap tebal mengepul ke langit.
“Kami melihat asap dari kapal, jaraknya sekitar 9 km [6 mil] dari pantai,” kata Ahmed Maher, manajer penyelaman di desa Marsa Shagra.
"Sebuah kapal terdekat menyelamatkan mereka dan menurunkan mereka," jelasnya.
Kecelakaan kapal yang fatal jarang terjadi di Mesir.
Pada tahun 2021, sebuah kapal terbalik di sebuah danau dekat kota Alexandria di Mediterania Mesir, menyebabkan sedikitnya lima orang tewas, termasuk tiga anak.
Baca juga: Mohammed bin Salman akan Bangun Resor Mewah dan Terumbu Karang di Laut Merah
Pada tahun 1991, sebuah feri Mesir bernama Salem Express - berlayar dari Arab Saudi ke Mesir - tenggelam, menewaskan sebanyak 471 orang, kebanyakan peziarah Muslim.
Resor Laut Merah Mesir menampung beberapa tujuan pantai paling terkenal di negara itu dan populer di kalangan pengunjung liburan Eropa.
Kawasan ini telah mengokohkan reputasinya sebagai tujuan menyelam dengan akses mudah ke terumbu karang dari pantai dan tempat menyelam yang menawarkan beragam kehidupan laut.
Dalam beberapa tahun terakhir, Mesir telah berusaha keras untuk meningkatkan industri pariwisatanya, yang dirugikan oleh ketidakstabilan politik selama bertahun-tahun, COVID-19, dan dampak ekonomi negatif dari perang di Ukraina.
Sektor pariwisata Mesir mempekerjakan dua juta orang dan menghasilkan lebih dari 10 persen produk domestik bruto negara itu.
Serangan hiu di Laut Merah Mesir
Seorang pria Rusia tewas setelah diserang hiu di lepas pantai kota wisata Hurghada, Laut Merah Mesir, kata para pejabat.
Dilansir Al Jazeera, Kementerian Lingkungan mengatakan pria itu tewas setelah digigit oleh hiu macan di perairan dekat Hurghada pada Kamis (8/6/2023).
Pihak berwenang menutup bentangan garis pantai sepanjang 74 kilometer (46 mil), dan mengumumkan larangan berenang, snorkeling, dan kegiatan olahraga air lainnya hingga Minggu (11/6/2023).
"Serangan hiu macan pada pengunjung pantai menyebabkan kematiannya," tulis Kementerian itu di Facebook, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Sebuah video yang beredar online, konon tentang serangan itu, ramai dibicarakan.
Video itu menunjukkan seorang pria meronta-ronta sebelum berulang kali diserang oleh hiu yang berputar-putar di sekelilingnya, dan kemudian diseret ke dalam air.
Baca juga: Penemuan Tulang Belulang Raksasa di Kepulauan Selayar, Diduga Milik Ikan Hiu Atau Paus
Konsulat Rusia di Hurghada mengidentifikasi pria itu sebagai warga negara Rusia, tetapi tidak menyebutkan namanya.
Konsul Jenderal Rusia, Viktor Voropayev, mengatakan kepada kantor berita TASS, pihak berwenang Mesir telah mengonfirmasi kepadanya kematian warga negara Rusia yang lahir pada 1999.
"Korbannya bukan turis, tapi penduduk tetap Mesir," kata Voropayev kepada kantor berita.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)