Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Pimpinan tentara bayaran Wagner Yevgeny Prigozhin menyatakan bahwa ia tak pernah bermaksud memberontak kepada pemerintah Rusia, Selasa (26/6/2023).
Pesan singkat tersebut dikirimkan Prigozhin setelah sejumlah pihak menuding bahwa Prigozhin dan pasukannya sengaja menduduki markas militer Rusia di Rostov, guna mengambil alih kekuasaan di Rusia.
"Kami pergi sebagai pedemo sebagai bentuk protes atas kekecewaan kami terhadap perlakuan pemerintah Rusia, bukan untuk menggulingkan pemerintah negara," kata Prigozhin dalam pesan singkat berdurasi 11 menit yang dirilis di Telegram.
Kronologi kerusuhan Wagner Group
Kerusuhan yang disebabkan oleh tentara bayaran Rusia Wagner Group bermula setelah Kepala Staf Umum Militer Rusia Valery Gerasimov bersekongkol dengan angkatan bersenjata reguler Rusia untuk menunda pengiriman pasokan senjata dan sejumlah amunisi yang dibutuhkan tentara-tentara bayaran Wagner selama di medan perang
Tak hanya itu Gerasimov juga di tuduh telah melakukan serangan diam – diam terhadap unit Wegner, hingga menewaskan sekitar 2 ribu anak buah tentara bayaran. Hal itu yang kemudian membuat Prigozhin geram dan bersumpah membalas dendam dengan menyerbu Moskow.
Imbas kerusuhan tersebut Dinas Intelijen Federal Rusia (FSB) mendakwa Prigozhin dan pengikutnya terkait menyulut pemberontakan bersenjata dan upaya penggulingan kepemimpinan militer Rusia dengan hukuman maksimal 12-20 tahun penjara, seperti yang dikutip dari Nikkei Asia.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-489: Kudeta Wagner Berakhir, Putin Apresiasi Warga Rusia
Namun pasca dijatuhi hukuman serangan Wagner kian menggila, Prigozhin dan pasukannya dilaporkan membakar depot tangki bahan bakar di Voronezh, hingga lebih dari 100 petugas pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan kobaran api.
Khawatir serangan pasukan Wagner memicu perang saudara di Rusia, Presiden Vladimir Putin akhirnya ikut turun tangan dengan melakukan tawaran gencatan senjata pada pemimpin Wagner, Yevgeny Prigozhin.
Lewat kesepakatan tersebut Putin berjanji tidak akan menjatuhkan hukuman sanksi pada Prigozhin dan kelompok tentara bayaran Wagner. Putin juga berjanji akan memberikan jaminan pada Prigozhin dan pasukannya.
Baca juga: Wagner, Prigozhin, Putin, dan Shoigu: Persaingan pahit yang melahirkan pemberontakan
Sebagai gantinya Prigozhin dan 25.000 pasukan diharuskan angkat kaki dari Rusia dan setuju untuk masuk ke wilayah pengasingan di Belarusia selama jangka waktu yang tidak ditentukan.
Kendati Presiden Vladimir Putin telah mencabut segala tuntutan Wagner Group, namun melansir dari kantor berita utama Rusia kasus kriminal terhadap Prigozhin hingga kini belum ditutup seperti yang telah dijanjikan oleh Putin sebelumnya.