Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) mengumumkan sanksi baru terhadap Wagner Group.
Sanksi ini menargetkan perusahaan yang berbasis di Republik Afrika Tengah, Uni Emirat Arab, dan Rusia.
Dikatakan bahwa target sanksi "terlibat dalam transaksi emas ilegal untuk mendanai" organisasi tentara bayaran tersebut.
Lebih dari 70 warga sipil Ukraina dieksekusi oleh pasukan Rusia.
Menanggapi hal itu, sebuah misi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Ukraina pun menyatakan keprihatinan.
Badan tersebut juga mendokumentasikan 864 kasus penahanan sewenang-wenang oleh pasukan Rusia, banyak di antaranya merupakan penghilangan paksa.
Selengkapnya, simak rangkuman update perang Rusia vs Ukraina hari ke-490 berikut yang dikutip dari Al Jazeera.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-485: Angkatan Udara Kyiv Sebut Rusia Tembakkan Rudal Hipersonik
1. Update pertempuran
- Dua rudal Rusia menghantam kota Kramatorsk, Ukraina timur.
"Sedikitnya empat orang tewas dan melukai 42 lainnya yang sedang makan di restoran pizza," kata polisi.
- Setidaknya dua orang tewas dalam serangan Rusia di tempat lain di wilayah Zaporizhia dan Donetsk, menurut pejabat Ukraina.
- Kementerian pertahanan Inggris mengatakan pasukan udara Ukraina membuat kemajuan kecil di timur dari desa Krasnohorivka, dekat kota Donetsk.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-489: Kudeta Wagner Berakhir, Putin Apresiasi Warga Rusia
Jika dikonfirmasi, itu akan menjadi salah satu kesempatan pertama pasukan Ukraina merebut kembali wilayah yang diduduki Rusia sejak 2014, kata laporan itu.
- Rusia memulai latihan jet tempur taktis di atas Laut Baltik, kata kementerian pertahanan negara itu.
Aktivitas itu dilaporkan sehari setelah Moskow mengatakan jetnya bergegas untuk mencegat pesawat militer Inggris di atas Laut Hitam.
2. Update upaya diplomasi
- Sebuah misi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Ukraina menyatakan keprihatinan mendalam tentang eksekusi lebih dari 70 warga sipil Ukraina oleh pasukan Rusia.
Badan PBB itu juga mendokumentasikan 864 kasus penahanan sewenang-wenang oleh pasukan Rusia, banyak di antaranya merupakan penghilangan paksa, katanya.
- Utusan perdamaian Paus Fransiskus untuk Ukraina memulai kunjungan ke Rusia.
Kardinal Matteo Maria Zuppi akan menghabiskan dua hari di Moskow untuk “mempromosikan solusi atas situasi tragis saat ini. situasi dan menemukan cara untuk mencapai perdamaian yang adil”.
- Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mendesak Afrika Selatan untuk membantu mengakhiri perang di Ukraina.
“Perang agresi Rusia tidak hanya membawa penderitaan yang mengerikan bagi rakyat Ukraina, tetapi juga telah memotong luka yang jauh melampaui Eropa, memperburuk krisis pangan dan energi di banyak bagian dunia dan banyak bagian Afrika,” katanya.
- Menteri Luar Negeri Inggris, James Cleverly, mengatakan Inggris akan terus mendorong aksesi cepat Swedia ke NATO.
Tawaran keanggotaannya telah ditahan oleh Turki dan Hungaria.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-488: Dimediasi Belarusia, Wagner Putuskan Keluar dari Moskow
3. Update persenjataan
- AS mengumumkan paket bantuan militer baru senilai $500 juta untuk Ukraina guna mendukung serangan balasan yang sedang berlangsung.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan paket itu akan mencakup "kendaraan lapis baja Bradley dan Stryker tambahan, amunisi untuk HIMARS, Patriot, dan Stinger".
4. Update kudeta Wagner
- Presiden Belarusia Alexander Lukashenko menyambut bos tentara bayaran Wagner Group Yevgeny Prigozhin.
- Rusia mengumumkan telah membatalkan kasus pidana terhadap Wagner dan mengatakan kelompok itu akan mentransfer senjata beratnya ke angkatan bersenjata reguler.
- Presiden Vladimir Putin mengatakan Wagner sepenuhnya dibiayai oleh negara Rusia, yang menghabiskan 86 miliar rubel ($1 miliar) untuk grup tersebut dari Mei 2022 hingga Mei tahun ini.
- Amerika Serikat mengumumkan sanksi baru terhadap Wagner Group.
Sanksi ini menargetkan perusahaan yang berbasis di Republik Afrika Tengah, Uni Emirat Arab, dan Rusia.
Dikatakan bahwa target sanksi "terlibat dalam transaksi emas ilegal untuk mendanai" organisasi tentara bayaran tersebut.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)