Pada 8 April 2022, siswa SMA Eldorado yang saat itu berusia 16 tahun itu bertanya kepada Sade apakah dia bisa berbicara dengannya tentang nilainya setelah kelas.
Ketika keduanya sendirian, pemuda mengejutkannya dari belakang dan mencoba mencekiknya dengan "tali" sebelum membanting kepalanya ke meja dan menjatuhkannya.
Baca juga: Kronologi Warga Bantul Meninggal di Pangkuan sang Suami, Diduga Kaget saat Gempa
Sade memberi tahu polisi bahwa dia bertanya kepada Garcia mengapa dia menyerangnya.
"Dia menjawab bahwa dia "tidak menyukai guru" jadi dia "membalas dendam," kata Sade, dikutip Daily Mail.
Garcia kemudian mencekiknya sampai pingsan.
Ketika wanita sadar, dia menemukan celana dan celana dalamnya telah ditarik ke bawah dan Garcia menuangkan cairan ke tubuhnya.
Polisi mengatakan Garcia kemudian memberi tahu Sade bahwa dia akan "membakar sesuatu" sebelum menjatuhkan rak buku yang berat ke atasnya dan duduk di atasnya.
Saat dia terjebak di bawah rak, Garcia mencoba memotong pergelangan tangan Sade sambil bertanya, "Tidak bisakah kamu mati?"
Meskipun Garcia mengatakan dia "pingsan" selama serangan itu, dia kemudian memberi tahu polisi bahwa dia memperkosanya dan ingat mencoba mencekiknya.
"Saya menyesali apa yang telah saya lakukan," kata Garcia di pengadilan.
Baca juga: Logo Gerakan Pemuda Marhaenis Disahkan Negara, Emir Moeis Minta Anggota Ikut Menjaga
Pengacaranya, pembela umum Tyler Gaston, mengatakan kepada pengadilan bahwa kekerasan Garcia disebabkan oleh efek samping obat asma miliknya, Singulair, yang juga dikenal sebagai Montelukast.
"Dia tidak memiliki sejarah apa pun selain menjadi anak penyayang yang sempurna," ucap pengacara Garcia.
Pabrikan Singulair, Merck, menjadi fokus sejumlah tuntutan hukum atas masalah kesehatan mental yang dialami pengguna.
Hakim Kathleen Delaney menjatuhkan hukuman dengan pendapatnya atas tindakan Garcia.
"Ini adalah jenis kejahatan paling keji yang pernah ada," kata hakim.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)