News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Afghanistan Memanas

Taliban Perintahkan Salon Rambut dan Kecantikan di Afghanistan Ditutup

Penulis: garudea prabawati
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Taliban memerintahkan salon kecantikan di Afghanistan ditutup, hal ini menjadi bukti aspek kebebasan wanita Afghanistan semakin terbatas. (Tangkap layar Video Sky News)

TRIBUNNEWS.COM - Taliban telah memerintahkan para pelaku usaha salon rambut dan kecantikan di Afghanistan untuk menutup tempat usahanya.

Seorang juru bicara dari kementerian setempat, mengatakan pihak Taliban memberikan waktu satu bulan kepada pelaku usaha salon kecantikan untuk menutup usaha mereka.

Yakni sejak 2 Juli 2023, ketika pihak Taliban pertama kali memberitahukan terkait langkah tersebut.

Dilaporkan aspek kebebasan pihak perempuan Taliban terus menyusut sejak Taliban merebut kekuasaan pada 2021.

Selain salon, sebelumnya pihak Taliban telah melarang gadis remaja dan wanita aktif menempuh pendidikan, di pusat kebugaran dan taman, dan baru-baru ini bahkan melarang mereka bekerja untuk PBB.

Dalam foto yang diambil pada 23 Desember 2022 ini, Marwa (tengah), seorang siswa sedang membaca buku bersama kakaknya Hamid (kiri) di rumahnya di Kabul. - Marwa tinggal beberapa bulan lagi untuk menjadi wanita pertama dalam keluarga Afghanistannya yang akan kuliah -- sebaliknya, dia akan menyaksikan dengan pedih saat kakaknya pergi tanpa dirinya. Wanita sekarang dilarang kuliah di Afghanistan yang dikuasai Taliban, di mana kebebasan mereka terus-menerus dilucuti selama setahun terakhir. Seandainya mereka memerintahkan wanita untuk dipenggal, bahkan itu akan lebih baik daripada larangan ini, kata Marwa kepada AFP di rumah keluarganya di Kabul. (Photo by Ahmad SAHEL ARMAN / AFP) (AFP/AHMAD SAHEL ARMAN)

Baca juga: Dunia Hari Ini: Pemerintah Taliban di Afghanistan Perintahkan Salon Kecantikan Ditutup

Taliban juga telah memutuskan bahwa wanita harus berpakaian tertutup, yang hanya memperlihatkan mata mereka, dan harus didampingi oleh saudara laki-laki jika mereka bepergian lebih dari 72 km (48 mil).

Mengutip BBC, pembatasan terus berlanjut meskipun ada kecaman dan protes internasional juga para aktivis perempuan.

Sementara itu menanggapi perintah penutupan salon tersebut, seorang wanita Afghanistan yang berbicara secara anonim mengatakan:

"Taliban mengambil hak asasi manusia yang paling mendasar dari wanita Afghanistan."

“Mereka melanggar hak perempuan. Dengan keputusan ini, Ketika saya mendengar berita itu, saya benar-benar terkejut."

"Tampaknya Taliban tidak memiliki rencana politik selain berfokus pada tubuh perempuan. Mereka berusaha untuk melenyapkan perempuan di setiap tingkat kehidupan publik."

Seorang mahasiswi berjalan di depan sebuah universitas di Provinsi Kandahar pada 21 Desember 2022. - Penguasa Taliban Afghanistan telah melarang pendidikan universitas untuk wanita secara nasional, memicu kecaman dari Amerika Serikat dan PBB atas serangan lain terhadap hak asasi manusia. (Photo by STRINGER / AFP) (AFP/STRINGER)

Seperti diketahui sebelumnya, salon kecantikan tetap buka bahkan setelah Taliban merebut kembali kekuasaan dua tahun lalu menyusul penarikan pasukan Amerika Serikat (AS).

Namun jendela salon sering ditutup dan gambar wanita di luar salon dicat dengan cat semprot untuk menyembunyikan wajah perempuan.

Dan hingga saat ini, pemerintah Taliban belum menjelaskan alasan pelarangan itu, atau alternatif apa, jika ada, yang akan tersedia bagi perempuan setelah salon tutup.

Mengutip Sky News, diketahui pada Agustus 2021, Taliban memerintahkan ruang kelas yang dipisahkan menurut jenis kelamin di universitas.

Berbeda dengan perempuan, anak laki-laki diizinkan kembali ke sekolah beberapa bulan kemudian pada bulan September.

Dan pada Mei tahun lalu, wanita Afghanistan juga diperintahkan untuk mengenakan penutup seluruh tubuh saat berada di depan umum.

Padahal di sisi lain Taliban sebelumnya telah menyatakan bahwa mereka berjanji untuk menghormati hak-hak perempuan dalam hukum Islam dan dalam kebiasaan Afghanistan.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini