TRIBUNNEWS.COM - Seorang senator Rusia, Viktor Bondarev, menilai Turki menunjukkan sikap yang tidak bersahabat dengan Rusia setelah mendukung Ukraina bergabung dengan NATO.
Viktor Bondarev mengatakan, Turki tidak lagi netral seperti sebelumnya, setelah pemerintahan Turki menyerahkan lima komandan unit Azov Ukraina ke Presiden Zelensky.
"Turki mengalah pada tekanan dari Barat," kata Viktor Bondarev kepada TASS, Senin (10/7/2023).
Ia mengutip dua langkah Turki seperti yang dijelaskan sebelumnya.
"Tentunya keamanan nasional dan kepentingan nasional menjadi prioritas," katanya.
Menurutnya, Turki menjaga wajahnya di bawah tekanan Barat.
"Bahkan di bawah tekanan Barat yang serius, seseorang harus menjaga wajah mereka, seperti yang berulang kali ditunjukkan oleh pemimpin Hungaria, Viktor Orban," kata senator itu, dikutip dari RT.
Baca juga: Presiden Turki Erdogan Restui Swedia Gabung ke NATO dengan Syarat Perjanjian
Turki Sebut Ukraina Pantas Jadi Anggota NATO
Sebelumnya, Presiden Turki Erdogan mengatakan Ukraina pantas untuk bergabung dengan NATO, saat Presiden Zelensky mengunjungi Ankara pada Jumat (7/7/2023).
"Tidak ada keraguan bahwa Ukraina pantas menjadi anggota NATO," kata Erdogan kepada wartawan di Ankara, Jumat (7/7/2023), dikutip dari NPR.
Turki Serahkan Komandan Azov ke Ukraina, Rusia Minta Penjelasan
Baca juga: Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan Akui Ukraina Layak jadi Anggota NATO
Juru bicara Rusia, Dmitry Peskov menunggu penjelasan pemerintah Turki yang menyerahkan komandan Azov ke Ukraina.
Azov adalah batalion independen sebelum bergabung dengan unit militer Ukraina pada tahun 2014.
Pada tahun 2014, Azov bertempur melawan separatis pro-Rusia sebelum Krimea direbut oleh Rusia.
Kembalinya komandan Azov ke Ukraina, melanggar kesepakatan dengan Rusia dalam pertukaran tahanan pada September 2022, yang mengharuskan komandan Azov tinggal di Turki sampai perang di Ukraina berakhir.
"Memang, kembalinya para pemimpin Azov melanggar kesepakatan yang ada, dan kami akan membahas masalah ini dengan Turki dan, pada kenyataannya, kami telah memulai pembicaraan tentang masalah ini," kata Peskov, Senin (10/7/2023), dikutip dari TASS.
Baca juga: Putin Pecat Valery Gerasimov, Komandan Perang Rusia di Ukraina yang Baru 6 Bulan Menjabat
Dmitry Peskov mengatakan, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov dan Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan, telah berkomunikasi melalui telepon untuk membahas masalah ini.
"Komunikasi ini sangat penting, mengingat Turki tidak seperti negara Barat. Turki mempertahankan dialog dengan kami dan mendukung Rusia di tingkat tertinggi," kata Peskov.
Ia akan memanfaatkan kontak dengan Turki untuk menjelaskan pandangan Rusia dan mempertimbangkan situasi terkini sambil membuat kesepakatan di masa depan.
Sebelumnya, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengunjungi Turki pada Sabtu (8/7/2023), dikutip dari POLITICO.
Zelensky mengatakan, ia akan kembali ke Ukraina bersama lima komandan Azov yang tinggal di Turki sejak September 2022.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)