David harus bertahan hidup dari jatah yang sedikit yang ditawarkan secara gratis selama menjalani persidangan.
"Hal itu menghancurkan hati saya," kata putrinya, Lesley Cawthorne (50).
"Ketika ibu saya masih hidup, dia punya rumah, mobil, dan uang di bank. Sekarang dia punya tas dan pakaian di badan – hanya itu yang dia punya," katanya lagi.
David Hunter menghadapi hukuman seumur hidup wajib jika dinyatakan bersalah atas pembunuhan berencana itu.
Dana crowdfunding yang digalang untuk ongkos pembelaannya di pengadilan, kosong.
David juga telah berutang ribuan poundsterling untuk membiayai pembelaannya atas kasus tersebut hingga saat ini.
"Saya tidak tahu apa yang akan kami lakukan. Dia bilang dia ingin mengajukan banding, dia berkata, 'Kita harus (banding), saya tidak bisa menghabiskan sisa hidup saya di sini'," kata Lesley menuturkan perkataan sang ayah.
"Sejujurnya saya tidak tahu apa yang akan kami lakukan. Saya tidak tahu dari mana kami akan mendapatkan uang. Ini akan menghabiskan ribuan pound," paparnya.
Selama menjalani kurungan, David menjalin persahabatan dengan teman satu sel yang juga asal Inggris, Owen Williams (27).
Tapi setelah Williams dibebaskan tiga bulan lalu, David dikurung bersama 11 penjahat kelas berat lainnya yang tidak bisa berbahasa Inggris.
Satu-satunya kesempatannya untuk berbicara adalah melalui teleponnya, tetapi karena tidak punya uang, David sekarang hanya mampu sesekali menelepon putrinya.
"Dia tidak punya siapa-siapa untuk diajak bicara. Dia tidak bisa menelepon kerabat," kata sang putri.
"Dia tidak diizinkan menerima telepon, dia harus membayar untuk menelepon sendiri. Dia belum bisa berbicara dengan saudaranya untuk sementara waktu, atau teman-temannya Barry dan Kevin. Dia hanya berbicara kepada saya."
"Ini benar-benar menghancurkan," kata Lesley.