TRIBUNNEWS.COM - Serangan bom bunuh diri yang dilakukan oleh militan Al Shabaab di Somalia menewaskan 20 tentara pada Senin (24/7/2023).
Jumlah korban jiwa masih belum dapat dipastikan pada Selasa (25/7/2023).
Anggota parlemen Somalia yang tidak disebutkan namanya mengatakan korban jiwa mencapai 27 orang.
Selain itu, 60 orang kemungkinan terluka akibat ledakan itu.
Ledakan itu terjadi di dalam Akademi Militer Jaalle Siyaad di distrik Hodon, Kota Mogadishu, Somalia.
"Saya berada di kamp militer terdekat ketika ledakan terjadi dan kami bergegas ke tempat kejadian, itu mengerikan," kata Mohamed Hassan, anggota tentara Somalia, Selasa (25/7/2023).
"Masih ada penyelidikan dan jumlah korban tewas mungkin lebih tinggi," lanjutnya.
Baca juga: Kehidupan dunia bawah tanah pekerja seks di Somalia - Tekanan masyarakat memperburuk keadaan
Kronologi Penyerangan
Laporan awal menunjukkan seseorang yang mengenakan jaket berisi bahan peledak memasuki kamp.
Ia kemudian meletakkan rompi peledaknya.
Serangan itu terjadi saat tentara Somalia sedang mengantre sebagai bagian dari rutinitas harian mereka, seperti diberitakan The East African.
Unit yang terkena dampak adalah Resimen Tentara Nasional Somalia (SNA) 14 Oktober yang berbasis di kota Marka, 110 km selatan Mogadishu.
Tentara yang terkena ledakan itu berada di Mogadishu untuk kursus penyegaran menjelang operasi militer yang direncanakan pemerintah Somalia untuk melawan kelompok ekstremis Al Shabaab.
Komandan Resimen, Abdurahim Munye, mengatakan mereka mencurigai beberapa orang di kamp yang diduga bekerja sama dengan pelaku pengeboman untuk melancarkan serangan.
Baru-baru ini, Kementerian Informasi Somalia melaporkan telah membunuh hampir 100 militan Al Shabaab di Somalia Tengah.
SNA menambahkan, dengan dukungan Angkatan Darat AS, mereka melakukan serangan udara di wilayah Galgadud dan Shabelle Tengah.
Al Shabaab Akui Serang Kamp Militer Somalia
Baca juga: 11 Orang Tewas dalam Ledakan Bom dan Baku Tembak Kelompok Bersenjata di Somalia
Kelompok militan Al Shabaab dengan cepat mengklaim bertanggung jawab atas pengeboman itu.
Al-Shabaab, yang berafiliasi dengan Al-Qaeda, berusaha menggulingkan pemerintah dukungan asing di Mogadishu sejak 2007 melalui pemberontakan berdarah.
Pejuang Al-Shabaab diusir dari Mogadishu pada tahun 2011.
Al-Shabaab tetap menjadi kekuatan yang mematikan, meskipun serangan besar diluncurkan Agustus 2022 oleh pasukan pro-pemerintah, yang didukung oleh pasukan Uni Afrika dan serangan udara AS.
Kelompok itu masih menguasai sebagian besar pedesaan dan terus melakukan serangan mematikan terhadap sasaran sipil, politik dan militer.
Sebuah pengeboman pinggir jalan yang diduga dilakukan oleh kelompok jihadis bulan ini menewaskan delapan anggota keluarga besar di dekat sebuah desa di luar Buloburdem dikutip dari Channels TV.
Pemerintah Somalia Ucapkan Belasungkawa
Baca juga: Operasi Militer Amerika Tewaskan Pemimpin Senior ISIS di Somalia
Anggota parlemen Somalia menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dan orang-orang terkasih dari mereka yang tewas dan terluka dalam serangan itu
Wakil Ketua Parlemen, Abduahi Omar Abshirow, menyebut serangan itu sebagai tragedi nasional.
"Para korban bukanlah pemuda biasa, mereka adalah prajurit yang membela negara mereka dari militan," kata Mohamed Ibrahim Moalimu, anggota parlemen lainnya, dikutip dari DW.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Somalia