News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Denmark akan Cegah Pembakaran Alquran: Itu Tindakan Ofensif, Kami akan Cari Alat Hukum

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah masa dari Jama'ah Ansharu Syariah melakukan aksi demonstrasi terkait pembakaran Al-Quran yang di lalukan Rasmus Paludan di depan gedung Balaikota Malang, Jawa Timur, Jumat (27/1/2023). Denmark akan mencari cara hukum untuk mencegah pembakaran Al Quran.

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Denmark, Lars Lokke Rasmussen, mengatakan pemerintah Denmark akan mencari cara hukum untuk mencegah pembakaran Alquran di negaranya.

"Pembakaran sangat ofensif dan tindakan sembrono yang dilakukan oleh beberapa individu. Beberapa individu ini tidak mewakili nilai-nilai yang dibangun masyarakat Denmark," kata Lars Lokke Rasmussen, Minggu (30/7/2023).

"Oleh karena itu, pemerintah Denmark akan menjajaki kemungkinan campur tangan dalam situasi khusus di mana misalnya negara, budaya, dan agama lain dihina, dan hal ini dapat menimbulkan konsekuensi negatif yang signifikan bagi Denmark, paling tidak berkaitan dengan keamanan," lanjutnya.

"Kami telah memutuskan di pemerintahan, kami akan melihat bagaimana kami dapat mengakhiri ejekan terhadap negara lain, yang bertentangan langsung dengan kepentingan Denmark dan keamanan Denmark," tambahnya.

Lars Lokke Rasmussen mengatakan, Kabinet pemerintahan Denmark akan menemukan "alat hukum" untuk melarang tindakan seperti itu, tanpa mengorbankan kebebasan berekspresi.

"Harus ada ruang untuk kritik agama dan kami tidak berpikir untuk memasukkan kembali pasal penodaan agama," kata Lars Lokke Rasmussen, dikutip dari Reuters.

Baca juga: PM Swedia Salahkan Rusia soal Pembakaran Alquran di Stockholm: Mereka Sebar Propaganda

"Tapi, ketika Anda berdiri di depan kedutaan asing dan membakar Alquran atau membakar gulungan Taurat di depan kedutaan Israel, itu tidak ada gunanya selain untuk mengejek," lanjutnya.

Komentarnya itu mengikuti pernyataan pemerintah Denmark pada Minggu (30/7/2023) yang mengatakan kebebasan berekspresi adalah salah satu nilai penting dalam masyarakat Denmark.

Namun, penodaan Alquran telah membuat negaranya dipandang sebagai tempat yang memfasilitasi penghinaan dan fitnah terhadap budaya, agama, dan tradisi negara lain.

Denmark kembali mengecam penodaan seperti itu.

Organisasi Kerjasama Islam telah mengadakan pertemuan jarak jauh darurat pada Senin (24/7/2023) untuk membahas pembakaran Alquran di Swedia dan Denmark.

Pembakaran Alquran di Denmark dan Swedia

Pengunjuk rasa Salwan Momika mengangkat kitab suci umat Islam dan selembar kertas yang menunjukkan bendera Irak selama protes di luar Kedutaan Besar Irak di Stockholm, Swedia, pada 20 Juli 2023. Irak memperingatkan Swedia pada 20 Juli 2023 bahwa mereka akan memutuskan hubungan diplomatik jika protes pembakaran Alquran diizinkan terus berlanjut di Stockholm, setelah pengunjuk rasa menyerbu dan membakar kedutaan Swedia di Baghdad semalam. (Photo by Oscar Olsson / TT News Agency / AFP) (AFP/OSCAR OLSSON)

Baca juga: Kata Perdana Menteri Swedia Soal Pembakaran Al Quran, Singgung Keamanan Nasional

Denmark dan Swedia menjadi sorotan internasional dalam beberapa pekan terakhir.

Kecaman ini menyusul protes anti-Islam di mana kitab suci Alquran telah dirusak atau dibakar, menyinggung umat Islam di seluruh dunia.

Kedua negara mengatakan mereka menyesalkan pembakaran Alquran tapi tidak dapat mencegahnya karena ada aturan yang melindungi kebebasan berbicara, seperti diberitakan AP News.

Dalam pernyataannya, Rasmussen menambahkan tindakan apa pun yang diambil tentu saja harus dilakukan dalam kerangka kebebasan berekspresi yang dilindungi konstitusi.

Cara pencegahan itu juga harus dilakukan dengan cara yang tidak mengubah fakta kebebasan berekspresi di Denmark memiliki cakupan yang sangat luas.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Pembakaran Alquran

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini