Ayah biologis Afraa, Abdullah Turki Mleihan, berasal dari Khsham, sebuah desa di provinsi Deir el-Zour timur tetapi meninggalkan desa tersebut pada tahun 2014 setelah kelompok Negara Islam menaklukkan desa tersebut, kata Saleh al-Badran, paman ayah Afraa, pada awal bulan ini.
"Kami sangat bahagia dengan dia, karena dia mengingatkan kami pada orang tuanya dan saudara-saudaranya," kata al-Sawadi.
"Dia sangat mirip dengan ayahnya dan saudara perempuannya, Nawara," katanya.
Sebuah Keajaiban
Bayi Afraa dilahirkan di bawah reruntuhan sebuah bangunan di Aleppo runtuh akibat gempa.
Afraa dilahirkan saat ibunya mencoba bertahan hidup di bawah reruntuhan.
Bayi itu berhasil selamatnya, setelah petugas penyelamat dan banyak warga mengetahui hal ini dan berusaha membantu wanita tersebut melahirkan dalam keadaan sulit.
Pada akhirnya, bayi tersebut berhasil lahir di bawah reruntuhan.
Netizen pun takjub dengan kejadian ini dan menyebutnya sebuah keajaiban.
Baca juga: 54 Hari Terpisah akibat Gempa Turki, Ibu dan Bayinya Dipertemukan Kembali dengan Bantuan Tes DNA
Seorang reporter lokal bernama Talha Ch merekam video yang memperlihatkan seorang anggota tim penyelamat menggendong bayi yang baru lahir.
Dia berlari keluar dari puing-puing untuk membawa bayi itu ke tempat yang aman.
Kala itu, suhu turun sangat rendah, anggota lain bergegas membawa selimut tebal untuk menghangatkan bayi.
Video tersebut hanya berdurasi 8 detik tetapi telah menarik lebih dari 600.000 penayangan di Twitter hanya dalam beberapa jam.
Banyak orang mengungkapkan keprihatinan dan merasa iba dengan kondisi ibu dan anak tersebut.