TRIBUNNEWS.COM - Agen Federal Amerika Serikat (FBI) menembak mati seorang pria Utah yang dituduh membuat ancaman terhadap Presiden AS, Joe Biden.
Penembakan itu terjadi pada Rabu (9/8/2023) pagi, beberapa jam sebelum Presiden Joe Biden mendarat di negara bagian Utah.
"Agen khusus sedang berusaha memberikan surat perintah di rumah Craig Deleeuw Robertson di Provo, selatan Salt Lake City, ketika penembakan terjadi pada pukul 6:15 pagi," kata FBI dalam sebuah pernyataan, seperti diberitakan AP News, Kamis (10/8/2023).
Craig Deleeuw Robertson membawa senjata pada saat FBI melakukan penembakan terhadapnya, namun ada laporan lain yang mengatakan dia tidak memiliki senjata api.
Pria itu dicari atas tiga dakwaan federal, termasuk membuat ancaman terhadap presiden dan penegak hukum, serta ancaman antar negara bagian.
"Craig Deleeuw Robertson memiliki niat untuk membunuh, setidaknya, (Jaksa Distrik Manhattan Alvin) Bragg dan Presiden Joe Biden," kata pemerintah AS dalam pengajuannya.
Baca juga: Presiden Joe Biden Rilis Larangan Baru untuk Beijing, Perang Dagang AS-China Memanas
Selain itu, ia telah membuat ancaman online terhadap Presiden Joe Biden baru-baru ini pada Senin (7/8/2023).
Pria itu juga berencana untuk menggunakan setelan kamuflase "setelan ghillie" dan mulai membersihkan debu dari senapan sniper M24.
Craig Deleeuw Robertson menyebut dirinya sebagai "MAGA Trumper", merujuk pada slogan "Make America Great Again" mantan Presiden Donald Trump, seperti diberitakan RT.
Ia juga memposting ancaman terhadap pejabat penegak hukum yang mengawasi kasus pengadilan terhadap Donald Trump.
Baca juga: Pemerintah Masih Konfirmasi Kehadiran Joe Biden di KTT ASEAN September Mendatang
Dalam postingan internet itu, Craig Deleeuw Robertson diduga berkata di media sosial, "Saya dengar Biden akan datang ke Utah. Saatnya saya membersihkan debu dari senapan sniper M24."
Dokumen pengadilan juga mengatakan, pria itu tahu dirinya diawasi oleh FBI karena ancaman yang ia tujukan pada Presiden Joe Biden.
"Dia (Craig Deleeuw Robertson) juga berbicara kepada FBI," kata dokumen pengadilan.
“Anda masih memantau media sosial saya? Memeriksa agar saya yakin memiliki senjata yang terisi jika Anda mampir lagi," tulis Craig Deleeuw Robertson dalam postingan media sosial yang dikutip oleh pengadilan.
Tetangga menggambarkan Craig Deleeuw Robertson sebagai pria tua yang lemah, di mana profil di media sosial menyebutkan usianya 74 tahun.
Pria itu berjalan dengan bantuan tongkat ukiran tangan, seperti diberitakan CNN Internasional.
Meskipun dia secara teratur membawa senjata, mereka mengatakan dia tidak tampak sebagai ancaman.
"Tidak mungkin dia mengemudi dari sini ke Salt Lake City, menyiapkan senapan dan menembak presiden, itu 100 persen tidak mungkin," kata Andrew Maunder, tetangga Craig Deleeuw Robertson di luar gereja di seberang jalan.
Joe Biden Kunjungi Utah
Baca juga: Presiden AS Joe Biden Sebut Belum Saatnya bagi Ukraina untuk Bergabung dengan NATO
Penembakan oleh FBI itu terjadi saat Presiden AS, Joe Biden, akan mendarat di negara bagian Utah, Amerika Serikat, pada Rabu (9/8/2023).
Joe Biden terbang ke Utah menjelang kunjungan ke rumah sakit Urusan Veteran di Salt Lake City yang diadakan pada Kamis (10/8/2023) untuk membicarakan tentang Undang-Undang PACT, yang memperluas tunjangan veteran.
Presiden AS itu juga berencana mengadakan penggalangan dana pemilihan ulang.
Seorang pejabat Gedung Putih yang meminta namanya dirahasiakan, mengatakan Joe Biden diberi pengarahan setelah penggerebekan itu.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Joe Biden