TRIBUNNEWS.COM - Platform rapat online, Zoom meminta karyawannya untuk kembali bekerja di kantor mengingat pandemi Covid-19 sudah dinyatakan berakhir.
Sebagaimana diketahui, Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat (5/5/2023) telah mengumumkan bahwa status kegawatdaruratan global untuk Covid-19 resmi berakhir.
Selama pandemi, Zoom identik dengan karyawan yang harus menjalani work from home (WFH).
Menurut laporan Sky News, karyawan yang tinggal tidak jauh dari kantor diharapkan bisa kembali ke perusahaan.
Mandat kerja kantor Zoom pertama kali dilaporkan oleh Business Insider.
Juru bicara perusahaan mengonfirmasi kepada Sky News, bahwa perintah itu akan berlaku untuk Inggris.
Baca juga: Ketentuan Peserta Seleksi Wawancara Beasiswa Indonesia Bangkit 2023, Siapkan Akun di Zoom Meeting
"Kami percaya bahwa pendekatan hybrid terstruktur - yang berarti sejumlah hari karyawan yang tinggal di dekat kantor harus berada di kantor - paling efektif untuk Zoom," kata mereka.
"Sebagai sebuah perusahaan, kami berada dalam posisi yang lebih baik untuk menggunakan teknologi kami sendiri, terus berinovasi, dan mendukung pelanggan global kami," papar perusahaan itu.
"Kami akan terus memanfaatkan seluruh platform Zoom untuk menjaga agar karyawan dan tim kami yang tersebar tetap terhubung dan bekerja secara efisien," imbuh perusahaan tersebut.
Bisa dibilang, Zoom lebih lambat ketimbang perusahaan lain dalam menegakkan aturan semacam ini, lapor The New York Times .
Zoom menjadi begitu populer selama pandemi Covid-19 tahun 2020.
Pengguna Zoom tumbuh dengan cepat, dari sekitar 10 juta per Desember 2019 menjadi lebih dari 300 juta pengguna pada April 2020.
Baca juga: Hapus Sistem WFH, Zoom Minta Pegawai Kembali Bekerja di Kantor Jadi yang Pertama Sejak Pandemi
Tetapi saat pandemi melambat, pertumbuhan Zoom juga kian surut.
Persaingan Bisnis
Zoom juga harus menghadapi persaingan yang lebih besar dari platform saingan seperti Microsoft's Teams dan Salesforce's Slack.
Turunnya laba bersih yang didapat perusahaan membuat Zoom bergabung dengan perusahaan teknologi lain, seperti Meta dan Amazon dalam memangkas pekerjaan.
Perusahaan ini memiliki lebih dari 6.300 karyawan di seluruh dunia.
Zoom telah merumahkan sekitar 1.300 karyawan awal tahun ini.
Kini, Eric Yuan berencana meluncurkan pengaturan kerja hybrid baru dalam dua bulan ke depan, lapor The New York Times.
Perusahaan publik, berkantor pusat di San Jose, California, dan didirikan pada 2011, lapor The Star.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)