News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Mantan Menteri di Rusia Rela Jadi Sopir Truk di Amerika Demi Kabur dari Perang di Ukraina

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

WAJIB MILITER - Foto ilustrasi menunjukkan para pria sedang direkrut dalam program wajib militer di Moskow, Rusia untuk perang di Ukraina pada 6 Oktober 2022. Seorang mantan pejabat Rusia berbicara tentang kehidupan barunya di AS setelah pergi untuk menghindari wajib militer.

Mantan Menteri di Rusia Rela Jadi Sopir Truk di Amerika Demi Kabur dari Perang di Ukraina

TRIBUNNEWS.COM - Tidak semua warga Rusia dan negara-negara federasinya setuju pada kebijakan Moskow yang dipimpin Presiden Vladimir Putin, menginvasi Ukraina.

Namun, mereka cenderung tidak punya banyak pilihan saat perintah negara datang ke mereka untuk mengikuti wajib militer dan berperang di Ukraina.

Denis Sharonov adalah contoh terbaru warga Rusia yang menolak berperang.

Baca juga: Kabur dari Wajib Militer, Eks-Menteri Federasi Rusia Cari Suaka di Amerika Serikat

Demi mengindari wajib militer, dia terbang ke Amerika Serikat (AS) dan mencari suaka politik.

Di AS, Denis Sharonov bekerja sebagai sopir truk, berbeda saat dia masih menjadi orang Rusia.

Sebagai informasi, Denis Sharonov pernah menjabat sebagai menteri pertanian Republik Komi, antara 2020 dan Januari 2022, sebulan sebelum Rusia menginvasi Ukraina.

Komi, adalah sebuah republik di Federasi Rusia yang kira-kira seukuran California, beribukota Syktyvkar berada sekitar 1.200 mil timur laut Moskow.

Meski bekerja sebagai pekerja kasar di AS, Denis Sharonov mengaku sangat bahagia.

Video pengakuannya tentang kebahagiaan yang dia dapatkan dari pekerjaan barunya itu ditayangkan di outlet berita Rusia, RTVI.

Meski kini statusnya turun dan bukan lagi sebagai pejabat, Denis Sharonov mengaku lega menjalani hidup lantaran bisa terlepas dari intrik politik di negaranya.

Politisi berusia 48 tahun itu juga mengungkapkan alasan kenapa memilih AS sebagai tempat pelarian dan mencari suaka.

Denis pernah berkuliah di AS, 28 tahun silam. Dari pengalamannya sebagai mahasiswa di sana, dia menyadari kalau orang Amerika memiliki sikap yang berbeda terhadap pekerjaan kerah biru.

Denis menyebut, seseorang tak mesti melulu harus memiliki pekerjaan 'kerah putih' untuk dihargai di AS.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini