TRIBUNNEWS.COM -- Denmark menyatakan bersedia membantu mengirim jet tempur F-16 ke Ukraina dengan syarat yang harus ditaati.
Syarat tersebut adalah pesawat hanya diterbangkan untuk berperang untuk pertahanan di wilayah udara Ukraina saja.
“Kami menyumbangkan senjata dengan syarat digunakan untuk mengusir musuh dari wilayah Ukraina. Dan tidak lebih dari itu,” kata kepala pertahanan Kopenhagen," kata Menteri Pertahanan Denmark Jakob Ellemann-Jensenmenurut kantor berita Ritzau.
Baca juga: Drone Ukraina Serang Empat Wilayah Rusia, Lima Orang Dikabarkan Luka-luka
Syarat tersebut juga berlaku bagi perlengkapan tempur lainnya.
“Itulah syaratnya, apakah itu tank, pesawat tempur atau yang lainnya. Itu adalah sinyal yang pasti akan diterima Ukraina.”
Ketua Partai Konservatif Denmark Soeren Pape Poulsen juga menggarisbawahi bahwa pesawat tidak boleh beroperasi di luar Ukraina.
“Penting bahwa mereka akan digunakan untuk pertahanan diri di Ukraina. Idenya agar pesawat tidak digunakan untuk menyerang Rusia,” katanya.
Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen berharap Ukraina akan menerima lebih banyak pesawat dari negara lain.
“Kami adalah negara pertama yang memberikan donasi F-16 secara konkrit, dan saya berharap negara lain akan mengikuti kami,” katanya.
Sebelumnya, Presiden Ukraina Vladimir Zelensky mengumumkan "perjanjian terobosan" dengan Belanda mengenai transfer 42 jet tempur F-16 ke Kiev.
Baca juga: Drone Ukraina Hantam Stasiun Kereta Api di Kursk Rusia, 5 Warga Sipil Terluka
Denmark juga menyatakan kesiapannya untuk menyerahkan 19 pesawat F-16, dengan enam pesawat pertama dijadwalkan tiba sebelum akhir tahun ini.
Angkatan udara Denmark saat ini memiliki sekitar 30 pesawat seperti itu, yang akan dinonaktifkan ketika negara beralih ke F-35 yang lebih modern. Angkatan udara Belanda memiliki 42 pesawat semacam itu.
Denmark dan Belanda telah mengumumkan program pelatihan pilot Ukraina, dengan bantuan dari sembilan negara lainnya.
Pada bulan Juli, Penjabat Menteri Pertahanan Denmark Troels Lund Poulsen menyatakan bahwa pelatihan akan dimulai pada bulan Agustus dan akan memakan waktu setidaknya enam bulan untuk menyelesaikannya.