Pejabat itu mengatakan para siswa, termasuk anak beragama Islam, akan diberikan izin masuk ke sekolah negeri di desa Khabbupur dekat Muzaffarnagar.
“Ada sekolah dasar negeri di desa ini. Anak-anak yang ingin ke sana akan didaftarkan di sana."
Baca juga: Guru SD di India Suruh Murid Tampar Siswa Muslim, Polisi Lakukan Penyelidikan
"Siswa yang ingin melanjutkan sekolah di sekolah swasta dapat melakukannya karena sudah membayar biayanya."
"Hal-hal formalitas seperti surat keterangan pindah akan diselesaikan oleh departemen sehingga orang tua tidak menghadapi beban tambahan,” kata Shukla seperti dikutip oleh kantor berita PTI.
Ketika keluarga Tyagi dimintai komentar atas tindakan pihak berwenang, mereka mengatakan bahwa mereka “terganggu”, lapor Indian Express.
Namun, dalam video terpisah yang kemudian muncul di media sosial, Tyagi berusaha membela diri dengan mengatakan bahwa karena dia penyandang disabilitas dan tidak dapat berdiri untuk memukul siswa itu sendiri, maka ia menyuruh siswa lain melakukannya.
Dia mengatakan tindakannya tidak memiliki memiliki motif agama, meski dalam video terdengar ia berkata “Anak-anak Muhammad”.
“Saya melakukan kesalahan dengan membuat anak itu dipukuli oleh siswa. Saya cacat dan tidak bisa bangun,” kata Tyagi.
Dia mengklaim video kejadian tersebut telah direkayasa dan hanya sebagian dari apa yang dia katakan yang ditampilkan di dalamnya.
Namun dalam wawancara lainnya dengan saluran berita India NDTV, Tyagi tetap tidak menyesal atas tindakannya, dengan mengatakan: “Saya tidak malu."
“Saya telah mengabdi pada masyarakat desa ini sebagai guru."
"Mereka semua bersamaku.”
Baca juga: Pasangan Suami Istri di India Dihabisi Massa, Buntut Hubungan Beda Agama Anaknya
Membela penerapan hukuman fisik, Tyagi mengatakan penting untuk mengontrol siswa di sekolah.
“Beginilah cara kami mengatasinya,” katanya.