Situs resmi VisitUkraine menyebut, teknologi desain hulu ledak peluru kendali buatan Jerman-Swedia tersebut memiliki kekhasan tertentu.
Pakar militer dan keamanan dari Universitas Oslo, Fabian Hoffmann dalam sebuah wawancara dengan American Newsweek menyebut Taurus sebagai "senjata yang lebih efektif" untuk menghancurkan jembatan.
Pakar Barat lainnya juga berpendapat serupa.
“Rudal tersebut sebenarnya memiliki dua hulu ledak – yang pertama meledak, menghilangkan hambatan kuat di jalan, seperti jalan raya di jembatan, mengaktifkan hulu ledak kedua, yang menghasilkan serangan utama yang tepat, misalnya, pada pilar jembatan,” Markus Koypp, seorang analis di Akademi Militer Institut Teknologi Federal Swiss Zurich, menjelaskan dalam sebuah wawancara dengan saluran TV ZDF Jerman.
Seperti diketahui, penghancuran jalur logistik Rusia saat ini menjadi salah satu prioritas utama Ukraina. Jika Rusia tidak mampu memasok peluru, senjata, dan cadangan dari Krimea, seluruh lini pertahanan selatan Rusia akan hancur dalam waktu singkatnya.
Krimea, wilayah yang dianeksasi Rusia sejak 2014, menjadi target utama Ukraina untuk direbut selain juga wilayah wilayah lain di selatan dan timur negara tersebut sejak Rusia menginvasi 18 bulan silam.
(oln/RT/VU/*)