TRIBUNNEWS.COM - Presiden Korea Utara, Kim Jong Un bakal pergi ke Rusia atas undangan dari Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Adapun agenda ini bakal digelar di tengah peringatan dari Amerika Serika (AS) bahwa kedua presiden tersebut akan mencapai kesepakatan soal nuklir.
Dikutip dari CNN Internasional, belum diketahui secara spesifik terkait lokasi dan waktu pertemuan tersbut akan digelar.
Selain itu, agenda apa saja yang akan dibicarakan dalam pertemuan antara Kim Jong Un dan Putin juga belum diketahui,
Kremlin mengatakan pada Senin (11/9/2023) bahwa Kim akan melakukan pertemuan resmi ke Rusia dalam waktu dekat.
Sementara media pemerintah Korea Utara juga memberikan informasi bahwa keduanya akan bertemu dan melakukan sejumlah pembicaraan.
Baca juga: Raja Charles Kirim Ucapan Selamat kepada Kim Jong Un atas Peringatan Hari Jadi Korea Utara
Namun, ada isu yang berkembang bahwa Kim dan Putin akan bertemu di timur Kota Vladivostok.
Kota tersebut, sebelumnya, pernah menjadi lokasi pertemuan mereka pada April 2019.
Berdasarkan stasiun televisi Rusia, 24, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Putin telah tiba di Vladivostok pada Senin (11/9/2023).
Sementara menurut pejabat Korea Selatan, Kim akan datang ke Rusia dengan menumpangi kereta.
Kunjungan Kim ini akan menjadi pertama kali dilakukan sejak pandemi Covid-19 melanda dunia.
Di sisi lain, kunjungan ini akan menjadi kunjungan Kim ke-10 sejak memimpin Korea Utra pada tahun 2011.
Kemudian, terkait Vladivostok yang disebut menjadi pertemuan antara Kim dan Putin berada di 130 kilometer dari perbatasan dengan Korea Utara.
Terpisah, pada Selasa pekan lalu, penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Jake Sullivan telah memperingatakan Korea Utara bakal menerima ganjaran jika mencapai kesepakatan senjata dengan Rusia.
Seperti diketahui, Korea Utara masih berada disanksi PBB dan AS atas adanya program senjata pemusnah massal yang dilakukan Pyongyang, ibu kota Korea Utara.
Baca juga: AS Sebut Kim Jong Un Bakal Segera ke Rusia untuk Bertemu Vladimir Putin, Bahas Pasok Senjata?
Pertemuan Kim-Putin ini disebut dapat membuat adanya potensi Pyongyang memperoleh senjata yang dilarang untuk diakses oleh sanksi tersebut selama dua dekade, khususnya untuk program rudal balistik berkemampuan nuklir.
Hal ini juga terjadi setelah lebih dari 1,5 tahun invasi Rusia ke Ukraina justru membuat militer Rusia babak belur dan membutuhkan pasokan.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)