News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gempa di Maroko

Penjelasan Para Ahli Penyebab Gempa Maroko Begitu Mematikan

Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas pertahanan sipil mengevakuasi korban yang terluka akibat gempa bumi di desa Moulay Brahim di provinsi al-Haouz di pegunungan High Atlas di Maroko tengah pada 11 September 2023.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, RABAT – Gempa bumi dengan magnitudo 6,8 mengguncang Maroko pada Jumat (8/9/2023) malam waktu setempat.

Gempa yang berpusat di kedalaman 18,5 km, sekitar 71 km timur laut Marrakesh merupakan kejadian paling mematikan yang pernah dialami Maroko dalam kurun waktu lebih dari 60 tahun.

Bencana yang membuat lebih dari 2.000 nyawa melayang ini umumnya jarang terjadi di Maroko, mengingat pertemuan lempeng Afrika dan Eurasia berada di utara dekat Gibraltar, sehingga gempa biasanya lebih sering terjadi di wilayah Tangier dibandingkan Marrakesh.

Baca juga: Kisah Korban Gempa Maroko, Terjebak Pilihan antara Selamatkan Anak atau Orang Tua

Lantas, apa yang membuat gempa ini tergolong cukup mematikan ? untuk mengetahuinya, berikut Tribunnews.com berikan ulasannya.

Penyebab Gempa Maroko Menurut Pakar

Sejauh ini, para ahli mengatakan gempa bumi yang mengguncang Maroko disebabkan oleh patahan terbalik, di mana tepi batuan di satu sisi patahan tergelincir ke bawah patahan lainnya. Hal ini terjadi di antara lempeng mikro Maroko dan Iberia, yang keduanya merupakan bagian dari lempeng Afrika yang lebih besar.

Paula Marques Figueiredo, seorang ahli geologi yang meneliti tektonik aktif dan neotektonik, mengatakan patahan tektonik terbalik terletak di utara Pegunungan Atlas dan pada satu titik menukik ke arahnya.

Saat terjadi gempa bumi, tepian gunung yang menghadap pegunungan bergeser satu sama lain, sehingga mendorong lereng gunung ke atas, yang merupakan akibat dari meningkatnya ketegangan antara lempeng Afrika dan Eurasia seiring berjalannya waktu.

“Patahan hanya mampu menahan tekanan sebesar itu, dan sesekali ribuan tahun, gempa bumi terjadi sebagai mekanisme untuk melepaskan tekanan yang menumpuk,” ujar Figueiredo.

Sementara itu, ahli seismologi Remy Bossu mengatakan skenario yang paling mungkin terjadi saat ini adalah akan terjadi gempa susulan selama berminggu-minggu sebelum tingkat aktivitas seismik kembali normal.

“Angkanya menurun seiring berjalannya waktu. Bukan berarti gempa susulan terkuat tidak bisa terjadi lima atau 10 hari kemudian. Kami tidak mengetahuinya, tapi frekuensinya menurun seiring berjalannya waktu,” kata Bossu.

Di samping itu, seorang profesor di Institut Internasional yang berbasis di Teheran, Mehdi Zare mengungkapkan gempa Maroko terjadi akibat pergerakan kerak bumi terjadi pada dua tingkat, satu lebih dekat ke permukaan dan satu lagi lebih dalam ke bawah.

“Ada penurunan permukaan yang dangkal pada kedalaman 1 hingga 4 km di lapisan tersier dan penurunan yang lebih dalam di kerak tengah pada kedalaman sekitar 10 hingga 20 km di area ini,” katanya.

“Mengingat kedalaman gempa, kemungkinan besar penurunannya dimulai dari tingkat yang lebih dalam dan bergerak ke arah permukaan,” imbuhnya.

Seberapa Buruknya ?

Gempa tersebut menyebabkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal, memaksa banyak orang mengungsi dan mendorong pihak berwenang mengumumkan tiga hari berkabung.

Al-Haouz merupakan daerah yang paling terkena dampaknya. Namun provinsi lain, termasuk Ouarzazate, Azilal, Chichaoua dan Taroudant juga terkena dampak yang signifikan.

Seberapa jarang gempa ini terjadi ?

Ini adalah gempa paling mematikan yang tercatat di Maroko sejak tahun 1960 ketika gempa bermagnitudo 5,8 melanda wilayah Agadir.

Gempa tersebut berkekuatan relatif lebih kecil dan intensitasnya tidak terlalu besar, tetapi menimbulkan banyak korban jiwa karena kondisi pada saat itu, termasuk rendahnya integritas struktur bangunan.

Bencana ini menewaskan sekitar 12.000 hingga 15.000 orang dan menyebabkan puluhan ribu orang kehilangan tempat tinggal.

Menurut Badan Geologi Amerika Serikat (USGS), gempa bumi yang mengguncang Maroko pada Jumat (8/9/2023) umumnya jarang terjadi dan tidak ada gempa berkekuatan 6,8 atau lebih tinggi yang tercatat dalam jarak 300 km (186 mil) dari pusat gempa tersebut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini