Seperti sebuah balasan, serangan pada Rabu di Sevastopol itu terjadi beberapa jam sebelum Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un.
Tampaknya, Ukraina juga mengirimkan 'salam' buat Kim Jong Un, yang jarang bepergian ke luar negeri.
Baca juga: Menlu AS Dadakan Datang, Ukraina Dapat Rp 15 Triliun, Rusia Kirim Salam Pakai Rudal
Dalam kunjungan itu, Kim Jong Un berjanji mendukung Moskow dalam perjuangannya melawan “imperialisme.”
Militer Rusia secara teratur melaporkan serangan Ukraina di Rusia, termasuk wilayah yang diakui Kiev sebagai wilayah kedaulatan Moskow.
Bulan lalu, The Economist menerbitkan laporan rinci tentang program drone semi-rahasia di Kiev dan alasan peluncuran pesawat kamikaze terhadap sasaran yang berada jauh di dalam Rusia, termasuk ibu kotanya.
“Serangan yang menjadi berita utama di Moskow dimaksudkan untuk memberikan dampak psikologis,” kata media tersebut.
"Namun beberapa operasi “tampaknya merupakan proyek humas yang dirancang untuk 'percontohan' agar menarik perhatian para bos pengadaan, dibandingkan memiliki nilai (strategis) militer,” tulis media tersebut merujuk pada kecilnya dampak dari gelombang serangan drone tersebut.
Jumlah Korban
Menurut Mikhail Razvozhaev, gubernur kota Sevastopol, yang merupakan salah satu wilayah federal Rusia, serangan tersebut melukai 24 orang.
Dia menggambarkan kondisi para korban dalam kondisi serius.
"Gelombang ledakan juga menghancurkan jendela-jendela rumah di dekatnya dan merusak atap rumah," tambah pejabat itu.
Laporan media yang belum dikonfirmasi menyatakan bahwa dua orang kemungkinan tewas dalam serangan itu.
Semua korban dilaporkan adalah pegawai galangan kapal, yang merupakan fasilitas militer utama dengan tugas pemeliharaan kapal perang Rusia.
Jenis Rudal
Belum jelas senjata apa yang digunakan Ukraina untuk menyerang fasilitas tersebut.
Pejabat Rusia tidak mengidentifikasi mereka.