TRIBUNNEWS.COM - Seorang bocah laki-laki berusia 14 tahun harus diamputasi bagian tangan dan kakinya lantaran sakit yang dideritanya.
Dilaporkan bocah malang itu awalnya mengalami gejala seperti flu.
Bocah bernama Mathias Uribe, dari Tennessee, Amerika Serikat, telah dirawat di rumah sakit di Rumah Sakit Anak Monroe Carrel Jr, di Vanderbilt selama lebih dari dua bulan.
Kondisinya semakin parah dan harus dilarikan ke rumah sakit pada 30 Juni 2023 lalu.
Rupanya, Mathias didiagnosis menderita pneumonia dan sindrom syok toksik streptokokus dan mengalami serangan jantung.
Dalam perawatan medis, Mathias dipasangi mesin ECMO (oksigenasi membran ekstrakorporeal) di tubuhnya.
ECMO menjaga aliran darahnya tetap terpompa ke seluruh tubuhnya selama dua minggu, sehingga jantung dan paru-parunya bisa beristirahat.
Baca juga: Salah Amputasi Kaki Pasien, Dokter Bedah di Austria Didenda Rp43,8 Juta
Ink menyelamatkan nyawanya, namun terdapat masalah, rupanya darah tidak mengalir ke bagian ekstremitasnya, sehingga dokter terpaksa mengeluarkannya, mengutip New York Post, Kamis (14/9/2023).
Efeknya dokter harus mengamputasi di bagian pergelangan tangan dan kakinya dari bawah lutut.
Hal itu membuat keluarga Mathias sedih, lantaran bocah tersebut saat sehat sangat aktif, baik di olahraga lari hingga sepak bola.
Keluarga Mathias berharap putra mereka, dapat keluar dari rumah sakit, dan kembali aktif dengan kaki palsu baru.
"Saya mengatakan kepadanya bahwa kami akan menjadi 'tangan dan kakimu' sampai kami menyelesaikan semua ini (perawatan medis)," kata Edgar Uribe, ayah dari Mathias.
Baca juga: Kelingking Busuk dan Harus Amputasi, Panji Petualang Ungkap Dokter Bingung Lukanya Perlahan Sembuh
Katie Boyle, seorang dokter anak ICU dan kepala tim perawatan Mathias, mengatakan bahwa tidak ada yang bisa dilakukan orang tua Mathias untuk menyelamatkan tangan dan kaki putranya dari amputasi.
"Ini sangat jarang terjadi (kondisi Mathias)," katanya.
Memurutnya, kondisi Mathias memburuk dengan cepat.
"Terkadang ketika Anda terserang flu, hal itu membuat Anda terkena infeksi bakteri. Meski begitu, sebagian besar anak tidak mengalami sakit seperti Mathias."
"Para orang tua harus memberikan anak-anak mereka suntikan flu dan memeriksakannya sesering mungkin ketika mereka sakit untuk mengetahui gejala-gejala seperti demam tinggi, kesulitan menelan cairan, atau ketidakmampuan untuk bangun dari tidur nyenyak, hingga akhirnya harus memicu perjalanan ke rumah sakit," kata Boyle.
Kini keluarga Mathias sedang mencari sentra prostetik dan memulai rehabilitasi di Atlanta.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)