News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

5 Perusahaan Turki Disanksi AS Buntut Diduga Bantu Rusia, juga Dituduh Dukung Perang di Ukraina

Penulis: Nuryanti
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Perusahaan Turki dituduh membantu Rusia hingga akhirnya dijatuhkan sanksi oleh AS.

TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi terhadap lima perusahaan Turki dan seorang warga negara Turki, Kamis (14/9/2023).

Mereka dituduh membantu Rusia menghindari sanksi dan mendukung Moskow dalam perangnya melawan Ukraina.

Sanksi itu menargetkan perusahaan pelayaran dan perdagangan yang dituduh membantu memperbaiki kapal yang terkena sanksi yang terkait dengan kementerian pertahanan Rusia dan membantu pengiriman barang penggunaan ganda.

Tindakan tersebut diambil di tengah hubungan AS-Turki, di mana Washington berharap Ankara akan meratifikasi keanggotaan NATO untuk Swedia ketika parlemen Turki bersidang kembali pada awal Oktober 2023.

Beberapa pejabat senior AS, termasuk Wakil Menteri Keuangan Wally Adeyemo, melakukan perjalanan ke Turki sejak invasi Rusia ke Ukraina sebagai bagian dari kampanye untuk mencegah perusahaan Turki membantu Rusia menghindari pembatasan yang dilakukan AS.

“Selama 18 bulan terakhir, kami telah menyampaikan kekhawatiran kami kepada pemerintah Turki dan sektor swasta serta memberi tahu mereka mengenai risiko signifikan berbisnis dengan pihak-pihak yang kami beri sanksi yang terkait dengan perang Rusia,” ujar seorang pejabat senior Departemen Keuangan AS, Kamis, dilansir Reuters.

Baca juga: 10 Hari Terjebak di Gua Turki Sedalam 1.000 Meter, Pria AS Berhasil Diselamatkan

Perusahaan Turki yang Diberi Sanksi AS

Satu dari lima perusahaan tersebut adalah Margiana, yang menurut AS telah mengirimkan ratusan pengiriman ke dua perusahaan Rusia yang terlibat dalam produksi drone militer untuk digunakan di Ukraina.

“Pengiriman Margiana ke SMT-iLogic dan Saturn EK mencakup barang-barang berprioritas tinggi yang ditemukan di beberapa sistem senjata Rusia di Ukraina, termasuk rudal jelajah Kalibr, rudal jelajah Kh-101, dan UAV Orlan-10,” kata Departemen Keuangan, Kamis, dikutip dari Al-Monitor.

AS juga menuduh perusahaan lain yakni Demirci Bilisim Ticaret Sanayi Limited Sirketi, mengirimkan sensor dan alat ukur ke Rusia.

Dua perusahaan lain yang berbasis di Turki, Denkar Ship Construction dan agen galangan kapal ID Ship Agency, juga menjadi sasaran sanksi.

CTL Limited dan pemilik agen ID Ship, Ilker Dogruyol, juga terkena sanksi karena menawarkan pekerjaan perbaikan pada kapal-kapal Rusia yang terhubung dengan militer Rusia.

Selain itu, mereka disebut menghindari sanksi dengan mengirimkan komponen elektronik asal Barat ke perusahaan-perusahaan di Rusia.

Baca juga: Kesalahan Terjemahan, Turki Tak Sengaja Nyatakan Perang Terhadap Rusia Langsung di Depan Putin

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (tengah) saat menghadiri KTT NATO, di Vilnius, Lithuania pada 11 Juli 2023. (Ludovic MARIN/AFP)

Diketahui, sanksi baru ini pertama kali dilaporkan oleh Reuters, yang terjadi ketika pemerintahan Joe Biden berusaha untuk mendekati pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Upaya itu dilakukan ketika parlemennya akan mempertimbangkan upaya Swedia untuk bergabung dengan aliansi NATO.

Meskipun memiliki kekuatan militer terbesar kedua di NATO, Turki semakin berupaya menyeimbangkan hubungannya dengan Rusia dan Barat dalam beberapa tahun terakhir.

Sementara, AS sebelumnya memberlakukan sanksi terbatas terhadap badan industri pertahanan Turki sebagai tanggapan atas pembelian sistem pertahanan rudal S-400 Rusia oleh Ankara.

Hubungan dengan Turki, yang mengontrol pintu gerbang ke Laut Hitam, menjadi semakin penting bagi AS sejak invasi Rusia ke Ukraina.

Baca juga: Presiden Turki Erdogan Beri Sinyal Kesepakatan Ekspor Gandum Ukraina akan Kembali Dilanjutkan

Adapun pemerintahan Joe Biden telah berulang kali memperingatkan rekan-rekan Turki mengenai perusahaan-perusahaan yang mendukung penghindaran sanksi Rusia.

AS dan sekutu-sekutunya memberlakukan sanksi besar terhadap Rusia setelah invasi mereka ke Ukraina pada Februari 2022.

Namun saluran pasokan dari negara tetangga di Laut Hitam, Turki, dan pusat perdagangan lainnya tetap terbuka.

Sehingga, hal itu mendorong Washington untuk berulang kali mengeluarkan peringatan mengenai ekspor bahan kimia, microchip, dan produk-produk lainnya.

Di sisi lain, hubungan dengan AS tegang karena keengganan Turki mendukung upaya Swedia dan Finlandia untuk bergabung dengan NATO setelah Rusia menginvasi Ukraina.

Baca juga: Turki Ambil Peran di Niger, Erdogan Kecam Niat ECOWAS Serbu Junta Militer yang Mau 3 Tahun Berkuasa

Meskipun keanggotaan Finlandia telah disahkan pada bulan April, permohonan Swedia masih tertahan oleh Turki dan Hongaria.

Washington tidak khawatir bahwa sanksi yang dijatuhkan pada hari Kamis itu dapat menggagalkan upaya Swedia untuk bergabung dengan NATO, kata juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller kepada wartawan.

“Kami terus bekerja sama dengan mereka untuk mengomunikasikan bahwa aksesi NATO penting bagi Swedia, hal ini harus terjadi sesegera mungkin, dan kami menerima jaminan dari Presiden Erdogan bahwa hal ini akan sangat bermanfaat,” ujar Miller.

“Kami tidak melihat hal ini ada hubungannya, dan kami tidak melihat bahwa sanksi ini akan berdampak sama sekali terhadap aksesi tersebut," jelas dia.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini