News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Vladimir Putin Bantah Tuduhan Barat, Rusia Tak Butuh Tentara dari Korea Utara

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gambar kumpulan yang didistribusikan oleh agen Sputnik ini menunjukkan Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan mitranya dari Belarusia di Sochi pada 15 September 2023.

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan Rusia tidak membutuhkan tentara dari negara lain untuk berperang di Ukraina saat ini.

Pernyataan ini menjawab kabar media Barat soal Korea Utara yang akan mengirim pasukan ke Rusia untuk berperang, setelah kunjungan Kim Jong Un ke Rusia.

Vladimir Putin memastikan, sudah ada 300.000 sukarelawan Rusia yang menandatangani kontrak dengan tentara Rusia sejak awal tahun 2023 ini.

Sehingga Rusia tidak perlu merekrut tentara bayaran asing.

"Orang-orang ini siap mengorbankan hidup mereka demi kepentingan tanah air mereka, melindungi kepentingan Rusia," kata Vladimir Putin saat pertemuannya dengan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko di Sochi, Jumat (15/9/2023).

Menurutnya, warga Rusia yang menjadi sukarelawan itu adalah orang berjiwa patriotik tinggi.

“Dan, yang pertama dan terpenting, orang-orang kami, yang menandatangani kontrak-kontrak ini, dipimpin oleh sentimen patriotik tertinggi. Ini saja yang patut dihormati," tambahnya.

Gambar kumpulan yang didistribusikan oleh agen Sputnik ini menunjukkan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko berjabat tangan selama pertemuan di Sochi pada 15 September 2023. (Mikhail Metzel / POOL / AFP)

Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-570: Rusia Kehilangan Desa Andriivka yang Dikuasai Selama Invasi

Ia juga membantah tuduhan soal Rusia yang meminta sukarelawan dari Korea Utara.

"Kabar Rusia yang meminta sukarelawan Korea Utara untuk mengambil bagian dalam operasi militer khusus adalah omong kosong belaka," kata Vladimir Putin.

"Rusia tidak perlu melakukan outsourcing operasi militer (khusus) kepada pihak luar," lanjutnya, seperti diberitakan TASS.

Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko, menimpali pernyataan Vladimir Putin.

"Tentara bayaran Amerika sudah berjuang untuk Ukraina," katanya.

Gambar kumpulan yang didistribusikan oleh agen Sputnik ini menunjukkan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko menghadiri pertemuan dengan mitranya dari Rusia di Sochi pada 15 September 2023. (Mikhail METZEL / POOL / AFP)

Baca juga: Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un Kunjungi Pabrik Jet Tempur Rusia

Lukashenko menuduh Amerika Serikat dan beberapa sekutu NATO-nya, dimulai dengan Polandia, ingin mengirim pasukan reguler juga.

Pada awal Juli 2023, Kementerian Luar Negeri Rusia memperkirakan hampir 12.000 pejuang asing telah bergabung dengan angkatan bersenjata Ukraina setelah dimulainya perang pada Februari 2022.

Namun hanya sekitar 2.200 orang yang masih aktif.

Sisanya telah meninggal atau meninggalkan negara itu, menurut Rusia.

Putin: Rusia Siap Berunding dengan Ukraina

Dalam foto kumpulan yang didistribusikan oleh badan milik negara Rusia Sputnik, Presiden Vladimir Putin memimpin pertemuan dengan anggota tetap Dewan Keamanan melalui tautan video di Moskow, pada 14 September 2023. (Pavel Byrkin / POOL / AFP)

Baca juga: Vladimir Putin dan Kim Jong Un Saling Hadiahi Senapan, Simbol Transfer Senjata Rusia dan Korut?

Dalam pertemuan itu, Putin mengatakan di hadapan Lukashenko, Rusia siap berunding dengan Ukraina.

"Kami juga menegaskan kembali kesiapan Moskow untuk melakukan pembicaraan dengan Ukraina dan meminta pemerintah Kyiv untuk berhenti mengikuti irama pihak lain," kata Vladimir Putin.

Vladimir Putin juga menyinggung soal Amerika Serikat (AS) yang menjatuhkan berbagai sanksi kepada Rusia.

"Amerika Serikat berusaha menyelesaikan semua masalah dengan menggunakan kekuatan, baik melalui penggunaan sanksi ekonomi, atau pembatasan keuangan, atau mengancam untuk menggunakan kekuatan militer atau memaksa penggunaan kekuatan," katanya, dikutip dari RT.

Ilustrasi amunisi tandan --- Gambar selebaran tertanggal 20 September 2016 milik DVIDS yang diperoleh pada tanggal 7 Juli 2023 menunjukkan tentara dari Baterai Alpha, Batalyon 1, Resimen Artileri Lapangan ke-82, Tim Tempur Brigade Lapis Baja ke-1, Divisi Kavaleri ke-1, menggambar putaran 155mm Base Burn Dual Purpose Improved Conventional Munition. (Selebaran / DVIDS / AFP)

Baca juga: Lukashenko Jadi Kaki Tangan Putin, UE Minta ICC Buat Surat Perintah Penangkapan

Menurutnya, AS mencoba untuk mengajari orang lain, padahal AS sendiri tidak mengerti dan tidak mau belajar.

Ia menyebut AS mendukung perang Ukraina dengan mengirim pasokan senjata, termasuk amunisi tandan.

"Ada satu negara yang menganggapnya luar biasa, yaitu Amerika Serikat," kata Vladimir Putin, merujuk pada penggunaan amunisi tandan oleh Ukraina.

“Bahkan apa yang mereka anggap sebagai kejahatan, mereka mempunyai kebebasan untuk melakukannya. Faktanya, AS menggunakan munisi tandan dalam kasus ini, dengan tangan Ukraina," tambahnya.

Pembicaraan itu dilakukan selama kunjungan kenegaraan Presiden Alexander Lukashenko ke Rusia pada Jumat (15/9/2023).

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Rusia dan Ukraina

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini