Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Baru-baru ini virus Nipah jadi sorotan dunia setelah dua warga negara bagian Kerala, India meninggal dunia.
Lantas apakah virus Nipah berpotensi picu wabah berupa epidemi hingga pandemi?
Terkait hal ini, Ahli kesehatan masyarakat sekaligus epidemiolog Dicky Budiman beri tanggapan.
"Jadi virus Nipah, punya potensi menyebabkan wabah. Bahkan epidemi dan pandemi," ungkapnya pada Tribunnews, Minggu (17/9/2023).
Potensi ini ada karena belum ada obat khusus dari infeksi virus Nipah.
Selain itu juga belum ada vaksin sehingga sulit untuk dikendalikan.
Namun memang, potensi untuk menyebar secara masif saat ini masih jauh.
Baca juga: 10 Fakta-fakta Virus Nipah di India, Ratusan Orang Jalani Tes hingga Sudah Ada sejak 1999
"Bahwa potensinya ini untuk menyebar saat ini tentu masih jauh. Namun situasi ini di daerah India semakin serius. Karena saat ini sudah ada dua orang meninggal, tiga terinfeksi, dan 800-an dikarantina di daerah tersebut," papar Dicky.
Sebagai informasi, Virus Nipah atau NiV adalah virus zoonotik yang menular dari hewan ke manusia.
Virus ini juga bisa menular lewat makanan dan kontak antar-manusia.
Inang alami virus Nipah adalah kelelawar buah yang berasal dari famili Pteropodidae.
Pada sebagian orang, virus tidak mengakibatkan gejala alias asimtomatik.
Namun pada sebagian orang, virus dapat menyebabkan penyakit pernapasan akut dan ensefalitis (radang otak) yang fatal.
Tingkat kematian akibat paparan virus Nipah bahkan mencapai 75 persen.
"Untuk diketahui virus Nipah ini kematiannya bisa 75 persen. Artinya tiga dari empat orang, bisa meninggal," pungkasnya.