News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Angka Kelahiran Turun Drastis, China Tawarkan Berbagai Keuntungan agar Warganya Mau Punya Anak

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi keluarga. Pemerintah China menawarkan berbagai keuntungan agar warganya mau punya anak, demi mengatasi krisis populasi.

Dalam beberapa dekade mendatang, jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat melebihi jumlah penduduk Spanyol, Perancis, Italia, dan Jerman jika digabungkan.

Secara ekonomi juga, upah rata-rata aktual di China masih digolongkan oleh Bank Dunia lebih rendah dibandingkan dengan upah rata-rata di negara-negara kaya.

Ilustrasi keluarga di China. (Freepik)

Baca juga: Populasi Penduduk Jepang Merosot di Tengah Meningkatnya Jumlah Warga Asing

Selain itu, meskipun China sering digambarkan sebagai pusat produksi dunia, usia pensiun bagi penduduk lanjut usia masih jauh lebih awal dibandingkan negara-negara Barat.

Laki-laki dapat pensiun pada usia 60 tahun, perempuan pada usia 55 tahun, atau 50 tahun jika mereka memiliki pekerjaan kasar yang berat.

Usia pensiun yang lebih rendah, ditambah perlambatan ekonomi global sejak pandemi Covid-19, membuat pemerintah mempertimbangkan untuk menaikkan usia pensiun karena sulitnya mendukung sebagian besar penduduk hingga usia lanjut.

Zoe Zongyuan Liu, peneliti di lembaga pemikir Dewan Hubungan Luar Negeri, mengatakan kepada Guardian:

“Dengan menyusutnya populasi, menjadi sangat sulit untuk meningkatkan basis pensiun, oleh karena itu Anda harus meningkatkan investasi Anda."

“Pemerintah China telah mengembangkan berbagai program yang memungkinkan pensiunan berinvestasi pada berbagai jenis aset untuk meningkatkan hasil investasi, namun hal ini sangat bergantung pada bagaimana perekonomian berjalan”.

Cerita Cici

Mengutip Guardian, Cici (27), menyebut dirinya tidak ingin punya anak sampai ia berusia minimal 35 tahun.

Ibunya menekannya untuk segera menikah dan “memiliki kehidupan yang stabil”.

Tetapi dengan kesibukannya bekerja di sebuah perusahaan teknologi di Beijing, sambil menyelesaikan gelar master di bidang hukum, dia hampir tidak punya waktu untuk berpikir untuk memulai sebuah keluarga.

Ilustrasi generasi milenial (Freepik)

Baca juga: Bahlil Tuding Asing Terlibat dalam Aksi Penolakan Masif Warga Atas Investasi China di Pulau Rempang

Kasus Cici tidaklah unik.

Di berbagai belahan dunia, perempuan muda memilih menunda pernikahan dan melahirkan di usia yang sedikit lebih tua dibandingkan ibu mereka, mengutip Guardian.

Kesulitan yang dialami Cici mungkin sudah tidak asing lagi bagi generasi milenial di banyak negara kaya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini