News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Eks Presiden Rusia: NATO Berubah Jadi Blok Fasis Mirip Blok Axis Hitler

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan pemimpin Rusia Dmitry Medvedev, sekutu Presiden Putin yang kini menjadi wakil ketua dewan keamanan negara itu, terlihat sebelum pertemuan para pemimpin Rusia dan Tiongkok serta anggota kedua delegasi di Kremlin di Moskow pada 21 Maret 2023.

TRIBUNNEWS.COM - Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, berpendapat negara Barat mendorong dunia lebih dekat ke konflik global yang belum pernah terjadi sejak Perang Dunia II.

Menurutnya, hal ini dapat terjadi karena Barat memasok senjata yang lebih berat ke Ukraina dan merayakan Nazisme di parlemen Kanada.

Dmitry Medvedev bereaksi terhadap laporan kedatangan tank tempur M1 Abrams buatan AS di Ukraina dan skandal Ketua DPR Kanada yang menyambut veteran Nazi Ukraina saat kunjungan Presiden Ukraina Vladimir Zelensky pada Jumat (22/9/2023).

Mantan Presiden Rusia itu mengecam skandal itu, yang memicu kemarahan di Polandia, Rusia, dan komunitas Yahudi, dan menyebutnya sebagai "persaudaraan dengan Nazi.”

“Sepertinya Rusia tidak mempunyai pilihan lain selain konflik langsung dengan NATO,” katanya, Rabu (27/9/2023).

Ia juga menyoroti laporan AS telah menjanjikan Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) jarak jauh ke Ukraina.

"NATO telah berubah menjadi blok fasis yang mirip dengan "Poros (Axis)" Hitler, hanya saja lebih besar,” klaim Dmitry Medvedev, dikutip dari RT.

Baca juga: Eks Presiden Rusia Medvedev: Perang di Ukraina Bisa Cepat Selesai jika NATO Tak Pasok Senjata

Ia menambahkan Rusia siap menghadapinya jika perlu.

“Akibatnya adalah kerugian yang jauh lebih besar bagi umat manusia dibandingkan tahun 1945,” kata Dmitry Medvedev memperingatkan.

Mantan Presiden Rusia itu mengambil sikap keras terhadap hubungan Rusia dengan Barat di tengah konflik antara Rusia dan Ukraina.

Mantan pemimpin Rusia Dmitry Medvedev, sekutu Presiden Putin yang kini menjadi wakil ketua dewan keamanan negara itu, bertemu dengan anggota staf selama kunjungannya ke perusahaan industri militer NPO Mashinostroyenia di Reutov, di luar Moskow, pada 25 April 2023. (Yekaterina SHTUKINA /SPUTNIK/AFP)

Baca juga: Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev: Nasib Zelenskyy akan Berakhir Sama Seperti Hitler

Pada September 2023, Dmitry Medvedev menyarankan penangguhan hubungan diplomatik dengan UE.

Hal itu menyusul keputusan UE yang melarang warga negara Rusia membawa mobil pribadi dan ponsel pintar ke wilayahnya, dengan alasan potensi pelanggaran sanksi.

Dia sebelumnya mengecam negara-negara Barat pendukung Ukraina sebagai koalisi “pro-Nazi” dan berulang kali memperingatkan tentang potensi konfrontasi langsung antara Rusia dan NATO.

Dmitry Medvedev Tuduh Pendukung Ukraina sebagai Budak Nazi

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri Dmitry Medvedev bertemu dengan anggota pemerintah di Moskow pada 15 Januari 2020. (Dmitry ASTAKHOV / SPUTNIK / AFP)

Baca juga: Dmitry Medvedev: Rusia akan Cegah Ukraina Gabung NATO, Perang akan Berlangsung Lama

Dmitry Medvedev sebelumnya menyebut negara-negara yang mendukung Ukraina sebagai kaki tangan Nazi.

"Para pemimpin Ukraina semakin berbicara tentang 'meminta pertanggungjawaban semua orang Rusia',” kata Dmitry Medvedev, Jumat (2/9/2023), dikutip dari Al Manar TV Lebanon.

Ia mencatat, Ukraina masih didukung oleh hampir setiap pemimpin Barat, Jepang, Australia, dan Selandia Baru.

"Mereka semua adalah kaki tangan Nazi secara langsung dan jelas,” katanya.

Mantan Presiden Rusia itu mengatakan mereka harus diperlakukan sebagai pemimpin koalisi pro-Nazi, tanpa menjelaskan klaimnya.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Rusia dan Ukraina

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini