News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kesepian karena Anaknya Sudah Dewasa, Wanita 59 Tahun Lahirkan Bayi Melalui Program Bayi Tabung

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Nuryanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wang, wanita yang melahirkan bayi di usianya yang sudah menginjak 59 tahun

TRIBUNNEWS.COM - Wanita 59 tahun di China melahirkan bayi perempuan kembar dengan bantuan program bayi tabung.

Bayi kembar itu lahir di Yichang, Provensi Hubei pada September 2023, South China Morning Post mengutip media lokal Jiupai news.

Ibu bayi kembar tersebut, yang bermarga Wang, akan berusia 60 tahun dua bulan lagi.

Wang dan suaminya sebenarnya sudah memiliki anak laki-laki.

Anak laki-lakinya itu sudah dewasa dan sudah memiliki anak sendiri.

Wang berkata ia dan suaminya adalah pensiunan yang berkecukupan.

Baca juga: Angka Pernikahan di China Menurun, Banyak Pasangan yang Tidak Ingin Menikah

Mereka lantas memutuskan untuk memiliki anak lagi.

Keduanya merencanakan kehamilan memalui program bayi tabung, dengan biaya lebih dari 100.000 yuan atau sekitar Rp212 juta.

Karena anaknya tinggal jauh dari mereka, mereka menyebut rumah mereka bagaikan sarang kosong yang dingin dan hampa tanpa kehidupan.

Wang berkata anak laki-lakinya hanya mengunjungunya satu atau dua kali dalam setahun.

Mengenai keputusannya untuk memiliki anak lagi, Wang berkata putranya itu tidak menyetujuinya dan tidak juga melarangnya.

"Saya tidak meminta putra saya dan istrinya untuk merawat bayi-bayi saya dan saya tidak akan melakukannya di masa depan," ujar Wang.

“Mereka juga tidak mengambil inisiatif untuk berbicara dengan saya mengenai masalah ini.”

Wang berkata ia akan membuat bayi-bayinya tumbuh mandiri.

Ia menargetkan kedua bayinya bisa mengerjakan pekerjaan rumah di usia 8 tahun.

Wang pun berkata ia dan suami memiliki uang cukup untuk membesarkan meerka hingga usia 20 tahun.

Wang, wanita yang melahirkan bayi di usianya yang sudah menginjak 59 tahun (Douyin/SCMP)

Baca juga: Bocah di China Kabur Bawa Sprei dari Rumah, Tulis Pesan Ingin Hidup Mandiri

"Bahkan jika mereka bekerja sebagai pramugari di supermarket dengan gaji bulanan ribuan yuan, itu tidaklah buruk," ungkap Wang.

Kisah Wang yang melahirkan anak di usia 59 tahun melalui program bayi tabung menjadi viral di media sosial China.

Di Douyin, sebuah video yang melaporkan berita Wang, mendapat lebih dari 30.000 komentar netizen.

"Memangnya seseorang yang sudah berumur 60-an tahun masih memiliki energi untuk mendidik anak? Aku ragu," ujar seorang warganet.

Netizen lain khawatir pada anak laki-laki Wang.

"Ketika mereka tua dan jika mereka memiliki penyakit serius, anak laki-lakinya tidak hanya harus merawat keluarganya sendiri tapi juga sepasang adik kembarnya."

Di sisi lain, ada pula yang berpihak pada Wang.

"Saya pikir dia hanya kesepian."

"Lagi pula, siapa juga yang mau menahan rasa sakit melahirkan di usia yang sudah tua seperti itu?".

Krisis Angka Kelahiran di China

Ilustrasi bayi (Freepik)

Baca juga: Bocah 7 Tahun Bawa Bir ke Sekolah di China, Teman Satu Kelas Diajak Mabuk

Cerita Wang berbanding terbalik dengan kondisi tingkat kelahiran di China saat ini.

Meski Wang "menyumbang" angka kelahiran bayi di China, namun nyatanya China mengalami penurunan jumlah kelahiran bayi.

Jumlah penduduk di China terus menurun, lapor Daily Express.

Populasi China berkurang sebanyak 850.000 jiwa secara keseluruhan pada tahun lalu.

Pada bulan Januari 2023, Biro Statistik Nasional China melaporkan bahwa populasi negara tersebut mencatat penurunan pertama sejak tahun 1951.

Penurunan populasi China, menjadikan India sebagai negara dengan jumlah penduduk terpadat di dunia untuk pertama kalinya.

Para pemimpin yang khawatir telah berusaha untuk mendorong kelahiran baru.

Beberapa provinsi bahkan menghapuskan batasan jumlah anak.

Ada pula yang menawarkan cuti berbayar selama 30 hari kepada pengantin baru serta subsidi negara untuk anak kedua dan ketiga, lapor Guardian.

Diskon untuk prosedur mahal seperti program bayi tabung juga disebut-sebut.

Selain menyusut, populasi China yang berjumlah 1,4 miliar jiwa juga mengalami penuaan.

Persentase penduduk berusia di atas 65 tahun mencapai 14 persen, yaitu 196.000 juta orang.

Dalam beberapa dekade mendatang, jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat melebihi jumlah penduduk Spanyol, Perancis, Italia, dan Jerman jika digabungkan.

Secara ekonomi juga, upah rata-rata aktual di China masih digolongkan oleh Bank Dunia lebih rendah dibandingkan dengan upah rata-rata di negara-negara kaya.

Selain itu, meskipun China sering digambarkan sebagai pusat produksi dunia, usia pensiun bagi penduduk lanjut usia masih jauh lebih awal dibandingkan negara-negara Barat.

Laki-laki dapat pensiun pada usia 60 tahun, perempuan pada usia 55 tahun, atau 50 tahun jika mereka memiliki pekerjaan kasar yang berat.

Usia pensiun yang lebih rendah, ditambah perlambatan ekonomi global sejak pandemi Covid-19, membuat pemerintah mempertimbangkan untuk menaikkan usia pensiun karena sulitnya mendukung sebagian besar penduduk hingga usia lanjut.

Zoe Zongyuan Liu, peneliti di lembaga pemikir Dewan Hubungan Luar Negeri, mengatakan kepada Guardian:

“Dengan menyusutnya populasi, menjadi sangat sulit untuk meningkatkan basis pensiun, oleh karena itu Anda harus meningkatkan investasi Anda."

“Pemerintah China telah mengembangkan berbagai program yang memungkinkan pensiunan berinvestasi pada berbagai jenis aset untuk meningkatkan hasil investasi, namun hal ini sangat bergantung pada bagaimana perekonomian berjalan”.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini