News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Uang Rp 15 M dan Cerita Pengkhianatan Tentara Rusia: Ada yang Bawa Kabur Helikoter Tempur Mi-8

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kendaraan Kargo Milik tentara Rusian di wilayah Zaporizhzhia. Ukraina, pekan lalu mengumumkan berhasil merebut kembali wilayah ini dari pendudukan Rusia. Belakangan, Rusia mengakui kalau sudah menarik mundur pasukannya dari Robotine.

Uang Rp 15 M dan Cerita Pengkhiatanan Tentara Rusia: Ada yang Bawa Kabur Helikoter

TRIBUNNEWS.COM - Dalam perang mana pun dalam sejarah, selalu ada cerita pengkhianatan dengan beragam motif.

Hal itu pun terjadi pada perang Rusia dan Ukraina.

Terbaru, dari pihak Ukraina mengklaim kalau seorang tentara Rusia mengumpulkan informasi intelijen untuk pasukan Kiev.

Tak cuma itu, pembelot itu juga meyakinkan 11 orang tentara lain Rusia untuk membelot bersamanya.

Baca juga: Paratrooper VDV, Pasukan Baret Biru Elite Rusia yang Babak Belur Karena Berubah Jadi Infanteri

Kabar itu disampaikan Andriy Yusov, juru bicara Direktorat Utama Intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina.

Dia menyebut, seorang pembelot dari tentara Rusia itu mulai bekerja untuk dinas intelijen militer Ukraina awal tahun ini.

"Pembelot itu dilaporkan diidentifikasi sebagai Daniil Alfyorov, mulai bekerja dengan Ukraina pada bulan Juli," tulis laporan The Kyiv Independent.

Media tersebut juga melaporkan kalau Alfyorov awalnya menghubungi Ukraina melalui hotline “I Want to Live'.

Mirip-mirip frekuensi Volga milik Rusia, saluran ini dibuat Ukraina pada September 2022 untuk tentara Rusia yang mau menyerah.

Baca juga: Militer Rusia: Ketimbang Tewas, 10 Ribu Tentara Ukraina Hubungi Frekuensi Volga Buat Menyerah

Tidak jelas, dari laporan intelijen, informasi apa yang diberikan Alfyorov, namun Yusov menyoroti bahwa dia telah meyakinkan 11 tentara lain Rusia untuk membelot bersamanya.

"Pasukan khusus Ukraina kemudian mengevakuasi Alfyorov ke wilayah yang dikuasai Ukraina ketika Rusia curiga dan ada risiko terhadap nyawanya," kata Yusov, meski dia tidak mengatakan kapan operasi itu dilakukan.

Baca juga: Dibekali Barat Lapis Baja Modern Nan Mahal, Pasukan Ukraina Pilih Jalan Kaki Serang Posisi Rusia

Helikopter militer Mil Mi-8 Rusia terbang di atas konvoi gabungan Rusia dan Turki saat berpatroli di ladang minyak dekat kota al-Qahtaniyah, di provinsi Hasakeh timur laut Suriah dekat perbatasan Turki, pada 4 Februari 2021 . (Delil SOULEIMAN / AFP)

Dijanjikan Rp 15 M, Bawa Kabur Helikopter Tempur

Pada Agustus silam, dalam kasus pembelotan lainnya, seorang kapten di resimen helikopter terpisah ke-319 Rusia menyerah kepada tentara Ukraina.

Dahsyatnya, sang perwira membelot dengan membawa kabur helikopter Mi-8 Rusia bersamanya.

Kedatangan pilot tersebut di Ukraina dikatakan menandai tuntasnya pembelotan yang sudah direncanakan selama enam bulan.

"Rencana itu dia susun dengan pihak militer Ukraina, termasuk memindahkan keluarganya keluar dari Rusia," seperti yang dilaporkan Insider.

PELONTAR MORTIR - Seorang tentara Rusia melontarkan bom mortir melalui pelontar saat berperang dengan pasukan Ukraina. (Sputnik)

Pada saat itu, Yusov mengatakan pilot diberi hadiah 500.000 dolar AS karena membawa helikopter dan mencuri suku cadang jet tempur.

Hal ini terjadi setelah parlemen Ukraina mengeluarkan undang-undang pada bulan April 2022 yang menawarkan hingga 1 juta dolar AS atau setara Rp 15 miliar kepada personel militer Rusia yang berhasil mentransfer peralatan ke Ukraina.

Besar kecilnya hadiah tergantung pada jenis peralatan yang mereka serahkan.

Yusov mengatakan bahwa setelah operasi itu terungkap, ada peningkatan panggilan ke hotline penyerahan diri sebesar 70 persen dari tentara Rusia.

Kyiv Independent tidak dapat mengonfirmasi rincian status Alfyorov di Ukraina atau apakah dia diperkirakan akan menerima hadiah.

(oln/BI/Tki/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini