Gaetz telah membuat jengkel kelompok moderat di partainya sendiri, yang menganggapnya sebagai ‘penipu’.
“Sejauh yang saya tahu, ketika Anda bekerja dengan Demokrat untuk mencoba mengosongkan ketua, Anda hanya bercanda,” kata anggota Kongres Mike Lawler, dikutip di The Hill. Anggota parlemen lain menyebutnya sebagai “orang pintar tanpa moral”.
Namun Gaetz tidak sendirian di partainya yang memilih pemecatan McCarthy.
Nancy Mace (Carolina Selatan), Andy Biggs (Arizona), Eli Crane (Arizona), Ken Buck (Colorado), Tim Burchett (Tennessee), Bob Good (Virginia) dan Matt Rosendale (Montana) adalah anggota Kongres Partai Republik lainnya yang memilih menentang McCarthy.
McCarthy menerima ketuk palu itu dengan baik. Berbicara kepada wartawan setelah pemungutan suara, dia berkata: “Saya membuat sejarah, bukan?” Dia telah memilih untuk tidak mencalonkan diri lagi.
Bisnis telah ditangguhkan selama seminggu di Dewan Perwakilan Rakyat sampai Partai Republik mengadakan pemungutan suara untuk ketua baru pada Rabu depan.
Balas Dendam
Meski Gaetz menyatakan bahwa penggulingan tersebut tidak bermotif pribadi namun Adolfo Franco, pengacara dan ahli strategi Partai Republik bicara sebaliknya.
“Itu didorong secara pribadi. Itu adalah balas dendam pribadi,” kata Franco kepada Aljazeera.
Ia menyebut bahwa “mayoritas lima kursi dalam pemerintahan yang terpecah” lah yang menyingkirkan McCarthy.
“Kenyataannya adalah kita memiliki presiden yang demokratis, kita memiliki Senat yang demokratis. Kami tidak memiliki mayoritas absolut. Tuan Gaetz hidup di dunia fantasi. Jadi saya merasa tidak enak jika seseorang yang telah mencapai banyak hal sehingga negara kita digulingkan,” kata Franco.
Mantan Wakil Presiden AS Mike Pence mengatakan dia “sangat kecewa” dengan pemecatan McCarthy.
“Izinkan saya mengatakan bahwa kekacauan bukanlah teman Amerika. Dan bukan teman keluarga Amerika yang mengalami kesulitan. Dan saya sangat kecewa segelintir anggota Partai Republik bermitra dengan Demokrat di DPR untuk menggulingkan Ketua DPR,” ujarnya.
Hubungan antara McCarthy dan kaukusnya tidak baik sejak awal. Dia baru mendapatkan jabatan ketua setelah 15 putaran pemungutan suara di DPR, karena ditentang oleh segelintir legislator sayap kanan.
Ketegangan tersebut memuncak di tengah upaya untuk menghindari penutupan pemerintah pada akhir pekan.
McCarthy dan anggota parlemen dari Partai Demokrat mencapai kesepakatan yang menyediakan pendanaan jangka pendek bagi pemerintah dan menghindari penutupan pemerintahan, menyusul kegagalan upaya Partai Republik untuk meloloskan rancangan undang-undang yang akan memberlakukan pemotongan besar-besaran sebanyak 30 persen pada sejumlah program sosial.