TRIBUNNEWS.COM - Narges Mohammadi, aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Iran yang saat ini dipenjara, meraih Hadiah Nobel Perdamaian 2023.
Ia mendapat dukungan dan pengakuan global atas upayanya membela HAM di Iran.
“Penghargaan ini pertama-tama merupakan pengakuan atas karya yang sangat penting dari seluruh gerakan di Iran, dengan pemimpinnya yang tak terbantahkan, Narges Mohammadi,” kata Berit Reiss-Andersen, ketua Komite Nobel Norwegia di website resmi Nobel Prize, Jumat (6/10/2023).
“Jika pihak berwenang Iran membuat keputusan yang tepat, mereka akan membebaskannya sehingga dia dapat hadir untuk menerima kehormatan ini (pada bulan Desember), yang merupakan harapan utama kami,” lanjutnya.
Hadiah Nobel Perdamaian 2023 akan dibagikan pada upacara penghargaan Hadiah Nobel lainnya pada Desember nanti di Oslo, Norwegia dan Stockholm, Swedia.
Setiap pemenang mendapat hadiah uang tunai 11 juta kronor Swedia (sekitar 1 juta Euro).
Pemenang Nobel juga menerima medali emas 18 karat dan diploma pada saat acara penghargaan, dikutip dari Reuters.
Baca juga: Jon Fosse, Penulis Norwegia yang Dikenal Inovatif, Raih Nobel Sastra 2023
Narge Mohammadi
Narges Mohammadi mengatakan tidak akan bisa meraih Hadiah Nobel Perdamaian 2023 tanpa dukungan global.
Ia berharap Hadiah Nobel Perdamaian dapat mendorong protes masyarakat Iran yang tertindas.
"Berdiri di samping ibu-ibu Iran yang pemberani, saya akan terus berjuang melawan diskriminasi tanpa henti, tirani dan penindasan berbasis gender yang dilakukan oleh pemerintah agama yang menindas hingga pembebasan (hak) perempuan," kata Narges Mohammadi dalam pernyataan kepada The New York Times.
"Kemenangan sudah dekat," katanya.
Baca juga: Ilmuwan Rusia Sabet Hadiah Nobel Kimia Atas Penemuan Titik Kuantum
Narges Mohammadi Masih Dipenjara
Narges Mohammadi, yang juga berprofesi sebagai pengacara, aktif dalam berkampanye untuk hak-hak perempuan dan penghapusan hukuman mati.